Emak-emak di Boltim Sulut Adu Mulut dengan Polisi, Minta Ditembak daripada Suntik Vaksin Covid-19
Sebuah video wanita marah-marah dengan polisi menolak disuntik vaksin Covid-19 viral di media sosial.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah video wanita Marah marah dengan polisi menolak disuntik vaksin Covid-19 viral di media sosial.
Dilansir dari Tribunmanado, peristiwa itu terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara.
Dalam video berdurasi 02.20 menit itu, terlihat beberapa personel polisi dan petugas kesehatan daerah setempat mendatangi rumah wanita itu.
Tujuan para petugas untuk mengajak ibu tersebut agar bisa divaksin Covid-19.
Saat seorang polisi memberikan penjelasan terkait program vaksin, wanita tersebut langsung beradu argumen dengan para petugas.
"Kiapa kurang hari hari bagini (Kenapa setiap hari begini)," kata ibu tersebut dalam video yang beredar.
"Karena percepatan. Torang juga hadir di sini, bu, bukan maunya torang. Kalau maunya torang ini tidor di rumah. Ini perintah.
Baca juga: Setelah Pfizer, Moderna Mulai Uji Coba Vaksin Booster Covid-19 untuk Varian Omicron
(Karena percepatan vaksinasi. Kita juga hadir di sini, bu, bukan maunya kita. Kalau maunya kami ini tidur di rumah. Tapi ini perintah)," ucap seorang polisi yang memberikan arah ke wanita tersebut.
Penjelasan para petugas seakan tak digubris ibu tersebut. Dia kembali adu mulut dengan petugas.
"Ngoni kan bisa ba bicara. Indonesia itu dia kan so nda dijajah. Kiapa sekarang masyarakat merasa sama deng dijajah. (Kalian kan bisa bicara. Indonesia itu sudah tidak dijajah. Kenapa sekarang masyarakat merasa seperti dijajah)," sebutnya.
Petugas pun langsung merespons pernyataan wanita tersebut. "Cuma ibu yang merasa (hanya ibu yang merasa)," kata petugas.
Wanita itu pun kembali menegaskan dirinya tidak mau disuntik vaksin Covid-19.
Baca juga: Efek Vaksin Covid-19 pada Anak Disebut Lebih Rendah Ketimbang Orang Dewasa
"Nda, nda, yang lain itu nimau mo vaksin. (Tidak, tidak, yang lain itu tidak mau divaksin)," kata dia.
Dia kemudian menyebut ada warga di desa tersebut yang hanya karena divaksin kemudian sakit.
"Torang nimau mo vaksin kong jadi bagitu. Torang nimau mo ambe resiko pa torang pe badan. (Kita tidak mau divaksin jangan sampai seperti itu. Kita tidak mau ambil risiko di tubuh saya)," sebutnya.
Saat itu juga seorang petugas langsung menimpali apa yang disampaikan ibu tersebut.
"Ngana yakin itu karena gara-gara vaksin? (Kamu yakin itu karena gara-gara vaksin?)," kata seorang petugas.
Tapi ibu tersebut kemudian menjawab bahwa apa yang dia sampaikan berdasarkan apa yang dikatakan warga, bahwa sosok itu divaksin kemudian sakit.
"Bagitu dia pe kalimat pa torang noh. Kiapa ngana baku ambe mulu deng kita. (Seperti itu kalimatnya kepada kami. Kenapa kamu ambil mulut dengan saya)," ucap ibu tersebut.
Hingga ibu tersebut marah sampai histeris kepada para petugas.
"Tembak jo pa kita kalu ngoni mo paksa. (Tembak saja saya kalau kalian mau paksa). Tembak, tembak jo (tembak saja),
tembak, tembak, tembak pa kita (tembak saya). Tembak, tembak," kata wanita dengan marahnya dan mendekat kepada seorang polisi.
Baca juga: Ada Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun dan Booster di GOR Tambun Hari Ini
Petugas pun menjelaskan kepada wanita tersebut bahwa mereka datang dengan baik-baik dan tidak memaksa agar divaksin.
"Kita tidak paksa (ikut vaksinasi). Kita hanya memberikan imbauan," ucap petugas. "Imbauan apa? Kenapa korang hari-hari. (Kenapa setiap hari datang)," balas wanita itu.
Kejadian ini dibenarkan otoritas kesehatan daerah setempat.
"Itu kejadian di Kayumoyondi, Kecamatan Tutuyan," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Boltim, dr Hamdan, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/1/2022).
Hamdan menjelaskan, memang sudah berapa kali petugas kesehatan dan polisi mendatangi rumah warga tersebut diajak untuk divaksin.
"Tepi memang ibu ini tidak mau divaksin. Mungkin karena kesal sering didatangi petugas sehingga ibu itu marah hingga histeris," ujarnya.
Menurut Hamdan, tinggal ibu tersebut yang belum divaksin di keluarganya. "Anak-anak dan suami sudah divaksin. Ibu itu belum divaksin sama sekali," sebutnya.
Informasi, ibu tersebut tidak mau divaksinasi karena takut karena melihat warga lain yang disuntik vaksin setelahnya sakit.
"Tapi itu kan gejala biasa setelah divaksin. Setelah tiga hari sakit di area suntikkan, setelah itu kan hilang," tuturnya.
Alasan lain ibu tersebut tidak mau divaksin karena sering sakit.
Baca juga: YKMI Ajukan Keberatan Administrasi ke Kemenkes Terkait Vaksin Booster
Mewaspadai transmisi varian Omicron, pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk tetap taat melaksanakan protokol kesehatan,
serta segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap (dosis satu dan dua).
"Dan bahkan dosis booster (dosis tiga) jika sudah memenuhi kriteria untuk booster," imbaunya.
Komentar Polda Sulut
Polda Sulut berikan penjelasan terkait video viral di media sosial tentang seorang ibu rumah tangga di Bolaang Mongondow Timur (Boltim) yang menolak vaksinasi Covid-19.
Dimana kejadiannya terjadi di Desa Kayumoyondi Dusun II, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim, pada Selasa (25/01/2022) siang.
Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Abraham Abast menerangkan saat itu Sangadi bersama Perangkat Desa Kayumoyondi dan personel Polres Boltim, sedang melaksanakan upaya percepatan vaksinasi di wilayah Tutuyan.
Baca juga: Pertanyakan Ketersediaan Vaksin Halal, PPI Gelar Aksi Damai di Kantor Gubernur Sumsel
"Kemudian mendatangi salah satu rumah warga yang belum disuntik vaksin dan menyampaikan imbauan serta ajakan secara baik-baik, namun justru warga tersebut menolak dengan keras,” ujarnya.
Bahkan, ibu rumah tangga yang dalam video tampak emosional tersebut, memarahi perangkat desa dan petugas kepolisian, serta menganggap ajakan untuk vaksinasi ini seolah-olah sebagai pemaksaan.
Kombes Pol Jules Abraham Abast menambahkan, pada saat itu tidak ada pemaksaan oleh aparat.
“Tidak ada pemaksaan. Pihak pemerintah desa dan kepolisian saat itu hanya mengimbau yang bersangkutan untuk mengikuti vaksinasi di lokasi terdekat,” tegasnya.
Menurutnya, ibu rumah tangga tersebut menolak keras karena belum menyadari betapa pentingnya vaksinasi massal yang diprogramkan pemerintah demi menekan laju penyebaran Covid-19.
Baca juga: LPPOM MUI: Makin Banyak Masyarakat yang Menyadari Pentingnya Produk Halal
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat ibu rumah tangga tersebut masih emosional dan belum bisa menerima, maka petugas gabungan pun meninggalkan lokasi dan melanjutkan tugas di tempat lain.
“Kami terus bersinergi dengan pihak-pihak terkait juga termasuk melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi,” pungkas Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Tanggapi Video IRT Menolak Vaksin di Boltim, Polda Sulut Sampaikan Edukasi Vaksinasi dan Viral Video Emak-emak Tak Mau Divaksin, Cekcok Adu Mulut dengan Petugas: 'Tembak Saya Saja'