18 Warga Sekolah Tingkat SD-SMP Positif Covid-19 Selama PTM 100 Persen Digelar di Surabaya
Seiring kembali meningkatnya kasus Covid-19 secara nasional maupun di Surabaya, pemkot saat ini mengubah sistem PTM 100 persen.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebanyak 18 warga sekolah terindikasi positif Covid-19 (virus Corona) selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Surabaya sejak 10 Januari 2022.
"Kasus terkonfirmasi memang ada. Baik untuk jenjang SD maupun SMP," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, Jumat (4/2/2022).
Untuk jenjang SMP, 6 anak di antaranya adalah siswa dan 3 orang guru.
Begitu pula halnya dengan SD, 6 adalah siswa dan 3 merupakan guru.
"Itu berasal dari sekolah yang berbeda. Mereka tanpa gejala," katanya.
Terkait temuan tersebut, pihaknya telah melakukan tracing. Terutama, dengan melakukan swab kepada para kontak erat di sekolah.
Hasilnya, tak ada warga lain di masing-masing sekolah yang terinfeksi, sehingga PTM tetap dijalankan.
"Memang sempat ada temuan kasus, tapi bukan klaster. Artinya, siswa ini bukan tertular di sekolah melainkan di luar. Saat ini pun mereka sudah sembuh," katanya.
Namun, seiring kembali meningkatnya kasus Covid-19 secara nasional maupun di Surabaya, pemkot saat ini mengubah sistem PTM 100 persen.
Sebelumnya, PTM 100 persen digelar dalam dua sesi di satu hari. Sedangkan untuk saat ini, PTM hanya diberlakukan 1 sesi (50 persen) per harinya.
Siswa lainnya, mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring kembali.
"Jadi, dalam satu hari ada 1 sesi masuk (PTM), 1 sesi daring. Besoknya, yang kemarin daring, hari ini masuk PTM. Begitu seterusnya," katanya.
Pelaksanaan tersebut mulai diberlakukan di sejumlah sekolah seiring dengan restu dan sosialisasi di masing-masing sekolah.
Baca juga: Aturan Terbaru Sekolah Tatap Muka, Orang Tua Diberi 2 Pilihan, Anak Ikut PTM atau PJJ
"Senin (7/2/2022) sudah akan berjalan serentak dengan sistem yang baru," katanya.
Sekalipun berjalan dengan hanya 50 persen siswa, pihaknya tetap mewanti-wanti sekolah bersama orang tua untuk konsisten menjaga protokol kesehatan (prokes). Memakai masker, pengecekan suhu, hingga menjaga jarak.
"Satgas yang di dalam sekolah juga kami perkuat. Sehingga, prokes juga terus berjalan," katanya.
Selain itu pihaknya juga berkolaborasi dengan Satgas Covid-19 di level kecamatan. Terutama, untuk menjaga ketertiban pedagang asongan.
"Kantin memang tutup, tapi penjual makanan di luar sekolah seringkali masih ada. Nah ini kadang menimbulkan kerumunan saat pulang sekolah sehingga perlu juga ditata ya," katanya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi optimistis dengan sistem yang baru, antisipasi Covid-19 di sekolah bisa dilakukan. Tujuannya, siswa bisa belajar dengan nyaman dan aman di sekolah.
"Sebelumnya, PTM dilakukan 100 persen dengan 2 shift untuk memungkinkan jaga jarak. Namun, dengan banyaknya kasus terkonfirmasi positif, kami minta satu sesi saja. Jadi, satu kali masuk, satu kali tidak. Jadi ketemunya 50 persen," kata Eri Cahyadi dikonfirmasi terpisah.
Ini berbeda dengan PTM 100 persen di SMA/SMK di Surabaya yang masih berjalan seperti biasanya.
"Kenapa? Kalau SMA (sederajat) sudah agak ngerti," katanya.
"Kalau yang kecil, yang SD-SMP ini yang bahaya. Kita lebih ke hati-hati. Saya sudah rapat pentahelix, dengan akademisi, pakar epidemiologi, dan lainnya bagaimana ini dilakukan secara 50 persen terlebih dahulu," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tiga Pekan PTM 100 Persen Digelar, Pemkot Surabaya Temukan 18 Warga SD-SMP Positif Covid-19