Ikan Nila dari Danau Toba, Kualitas Premium di Pasar Dunia
Ikan Nila Indonesia menjadi salah satu produk perikanan yang dipercaya di pasar internasional.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikan Nila Indonesia menjadi salah satu produk perikanan yang dipercaya di pasar internasional.
Karena itu, ikan Nila menjadi salah satu dari 10 komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia. Salah satu daerah yang menghasilkan produk perikanan yaitu daerah Sumatera Utara tepatnya dari Danau Toba.
Hasil budidaya ikan Nila yang berasal dari danau terbesar di Indonesia ini cukup signifikan. Kontribusi ekspor ikan Nila dari Danau Toba, Sumatera Utara mencapai 91,66 persen dari total ekspor ikan Nila Indonesia, yaitu sebesar 71,89 juta dolar AS pada tahun 2020.
Baca juga: Jokowi Dinilai Miliki Program Konkret Jadikan Indonesia Poros Maritim Dunia
Di tengah pandemi yang melanda dunia, konsumsi ikan Nila relatif stabil. Bahkan, secara global tren konsumsi ikan Nila semakin meningkat. Konsumen utama ikan Nila dunia adalah Amerika Serikat yang mengalahkan konsumsi di Uni Eropa dan Mesir, sebagai negara asal ikan Nila. Bagi konsumen Amerika, ikan Nila menjadi ikan paling populer keempat setelah udang, salmon, dan tuna. Mereka menyukai ikan Nila karena mudah disiapkan dan serbaguna.
Di tahun 2020, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mencatat, Amerika mengimpor sebanyak 190.453 ton ikan Nila atau senilai 615 juta dolar AS. Angka tersebut menggambarkan peningkatan volume impor ikan Nila sebesar 10 persen dan nilai impor sebesar 2,3 persen dibandingkan tahun 2019. Amerika mendatangkan ikan Nila dari China, Indonesia, Filipina, serta negara Amerika Latin seperti Brasil dan Meksiko.
Produsen Ikan Nila Terbesar Kedua Dunia
Produk ikan Nila yang diperdagangkan di pasar global dalam bentuk segar dan beku di antaranya ikan nila utuh segar, ikan Nila utuh beku, fillet ikan Nila segar, dan fillet ikan Nila beku.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sebagai produsen ikan Nila terbesar kedua dunia, mengekspor tilapia sebanyak 12,29 ribu ton dengan nilai 78,44 juta dolar AS pada tahun 2020.
Sebagai ikan yang dibudidayakan terbanyak kedua di seluruh dunia, perkembangan perdagangan ikan Nila global akan terus meningkat. Apalagi, ikan Nila juga dikenal sebagai aquatic chicken karena kemudahan dibudidayakan secara massal dan pengkinian teknologi pembiakan sehingga dapat menyusul industri peternakan ayam di Amerika. Di samping itu, seperti daging ayam, ikan Nila juga menarik konsumen yang beragam.
Apalagi, ikan Nila yang dibudidayakan mengikuti cara budidaya yang baik dan benar sesuai prinsip good aquaculture practice (GAP), akan menghasilkan daging ikan berkualitas tinggi.
Seperti ikan Nila yang dibudidayakan sesuai GAP di Danau Toba, sangat diterima pasar mancanegara karena keunggulan daging ikan yang rasanya enak, menyehatkan, tidak berbau lumpur, dan bebas residu antibiotik. Ikan Nila Danau Toba mengungguli ikan Nila dari China karena jaminan keamanan pangan yang bebas cemaran residu antibiotik dan bau lumpur serta menyehatkan.
Daniel Pauly, Ilmuwan perikanan membenarkan istilah nila sebagai aquatic chicken.
“Nila merupakan ikan yang sangat enak dan menyehatkan. Nila bisa dikelola dalam berbagai kondisi lingkungan. Anda bisa membudidayakannya di halaman rumah tetapi juga bisa membudidayakannya dalam konteks (skala) industri. Nila bisa menjadi “ayam”, “ayamnya air” (aquatic chicken) di masa depan,” jelasnya melansir Marine Fisheries & Aquatic Series PBS.org.