SOSOK Pria Penangkap Buaya Berkalung Ban di Palu, Berjuang Sendiri dan Sering Diremehkan Warga
Buaya berkalung ban di Kota Palu, Sulawesi Tengah, berhasil ditangkap warga pada Senin (7/2/2022) petang. Ini sosok penangkapnya bernama Tili.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Buaya berkalung ban di Kota Palu, Sulawesi Tengah, berhasil ditangkap warga pada Senin (7/2/2022) petang.
Perlu diketahui sebelumnya, keberadaan buaya ini sempat viral di media sosial dan mencuri perhatian berbagai kalangan sejak tahun 2016.
Dihimpun dari Kompas.com, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng sudah melakukan berbagai upaya menangkap buaya berkalung ban, namun masih gagal pada tahun 2020.
Tidak berhenti disitu, ahli reptil dari dalam dan luar negeri ternama juga turun tangan.
Ada nama Panji Petualang, Matt Wright dan hingga Forrest Galante, masih tak mampu menangkap satwa berdarah dingin ini.
Baca juga: FAKTA Ditangkapnya Buaya Berkalung Ban: Korbankan 35 Ekor Ayam hingga Dicoba oleh Panji Petualang
Lantas siap sosok yang berhasil menangkap buaya berkalung ban ini?
Belakangan terungkap, sosok yang berhasil bernama Tili.
Pria berusia 35 tahun itu merupakan warga asal Sragen, Jawa Tengah.
Tili baru tinggal di Kota Palu empat bulan belakangan ini.
Perjuangan Tili
Perjuangan Tili dalam menangkap buaya berkalung ban dimulai sejak 3 minggu yang lalu.
Ia setiap sore memasang umpan di jembatan 2, Jalan I Ngurah Rai, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Upan terhubung dengan tali kapal yang kemudian diikatkan ke batang kayu besar yang ada di sekitar sungai.
Tujuannya untuk memudahkannya menarik buaya saat umpan itu berhasil dimakan.
"Kadang umpannya merpati, kadang ayam," kata Tili, dikutip dari TribunPalu.com, Selasa (8/2/2022).
Baca juga: Kisah Pria Penakluk Buaya Berkalung Ban di Palu, Disebut Lebih Hebat Dari Panji Petualang
Usaha Tili selama berminggu-minggu membuahkan hasil.
Pada Senin (7/2/2022) petang, buaya berkalung ban akhirnya memakan umpan milik Tili.
Tili kemudian menarik buaya itu, tidak lama berselang, warga yang awalnya menonton turut membantu.
Buaya berhasil ditarik ke daratan atas perjuangan Tili dan warga.
Sementara ban yang melingkar di lehernya dilepaskan dengan cara digergaji.
Sering diremehkan warga
Tili mengaku memang berniat menangkap buaya berkalung ban tersebut.
"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucap Tili, dikutip dari TribunPalu.com.
Menurutnya, penangkapan buaya menjadi kebanggaan tersendiri.
Meskipun butuh pengorbanan materi yang besar serta pertaruhan nyawa.
"Saya ini merasa ditantang oleh warga, setiap saya berusaha menangkap dengan menjerat, selalu saya diremehkan."
"Tapi, akhirnya saya buktikan, meskipun memang saya harus berjuang sendiri," ungkap Tili, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Saat Warga Kelurahan Rawa Buaya Terbiasa dengan Banjir
Menggunakan modal sendiri
Tili berhasil menangkap buaya berkalung ban dengan modalnya sendiri.
Ia memakai tali kapal yang dibelinya sendiri sepanjang 100 meter dengan harga Rp 500.000 beserta puluhan ekor ayam dibeli sebagai umpan.
"Kalau biaya dari proses persiapan hingga penangkapan cukup banyak juga, semua biaya sendiri."
"Bahkan, sempat tali yang saya pasang untuk jerat, sempat dicuri orang dan terpaksa beli lagi," ujar Tili.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunPalu.com /Nur Saleha/Ketut Suta)(Kompas.com/Mansur)