Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Misteri Lempengan Batu Besar hingga Memunculkan Nama Kampung Watu Telenan di Kota Boyolali

Nama Watu Telenan itu diambil dari lempengan batu besar dengan permukaan datar menyerupai sebuah telenan, salah satu perkakas dapur

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Misteri Lempengan Batu Besar hingga Memunculkan Nama Kampung Watu Telenan di Kota Boyolali
TribunSolo.com/Tri Widodo
Lempengan Batu besar yang ada di Kampung Watu Telenan, Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali Kota, Kamis ( 10/2/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI- Biasanya sebuah wilayah biasanya lekat dengan benda atau tokoh tertentu, seperti nama Majapahit yang diambil dari buah Mojo yang banyak ditemukan di hutan Tarik yang dibuka untuk pembangunan keraton oleh Raden Wijaya.

Di Boyolali ada juga nama Kampung yang diambil dari benda yang terdapat di situ yakni kampung Watu Telenan yang secara administratif masuk wilayah Kelurahan Pulisen, Boyolali Kota.

Nama Watu Telenan itu diambil dari lempengan batu besar dengan permukaan datar menyerupai sebuah telenan (salah satu perkakas dapur yang dipakai sebagai landasan dalam memotong-motong bahan masakan). red.

Batu besar berukuran sektar 1,5 X,15 meter yang ada di pekarangan rumah almarhum H Makruf itupun kemudian diambil untuk menamai perkampungan tersebut.

Saat ini, batu tersebut masih bisa dijumpai berada di samping pagar rumah warga.

Agar tak masuk ke dalam pekarangan rumah, pemilik rumah nampaknya sengaja membangun pagar dengan model U.

Baca juga: KKP Kembangkan Boyolali Jadi Kampung Perikanan Budidaya Lele

Dengan begitu letak batu menjadi di luar pagar pekarangan.

BERITA REKOMENDASI

Batu besar itu terlihat cantik dengan adanya tanaman dan kolam ikan yang ada disamping batu tersebut.

Ngalimul Mustofa warga setempat menyatakan batu tersebut sudah ada sejak dulu, jauh sebelum kawasan itu berkembang menjadi areal perkampungan warga.

Dia memperkirakan usianya sudah ratusan tahun. 

Bahkan sejak dia kecil, batu besar dengan permukaan datar itu sudah ada dan tak pernah dipindah-pindah.

“Sejak saya lahir, batu itu sudah ada,” ujarnya.


Gatot Sugeng Budi Anto, warga lain yang lebih senior mengatakan hal senada.

Dia menyebut menurut cerita yang beredar, di kawasan terebut sebelumnya merupakan hutan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas