Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Padi Gogo Jadi Solusi Menko Airlangga Ubah Lahan Kering Jadi Produktif

Airlangga Hartarto dorong optimalisasi budidaya Padi Gogo di karena merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan konsumsi pangan.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Padi Gogo Jadi Solusi Menko Airlangga Ubah Lahan Kering Jadi Produktif
Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut saat menyaksikan langsung panen perdana Padi Gogo di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung. 

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Budidaya Padi Gogo menjadi satu di antara upaya pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan konsumsi pangan di Tanah Air. 

Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong optimalisasi budidaya Padi Gogo di berbagai daerah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tesebut saat menyaksikan langsung panen perdana Padi Gogo di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung

Kegiatan ini merupakan rangkaian kunjungan kerjanya di provinsi tersebut.

“Kami mengapresiasi panen perdana Padi Gogo ini yang tentunya menggunakan sentuhan teknologi dan uji coba. Padi Gogo ini diharapkan dapat terus memberikan hasil yang positif dan dapat terus didorong, terutama di lumbung pangan yang airnya terbatas,” kata Menko Airlangga di Tulang Bawang, Lampung, Sabtu (12/2/2022).

Baca juga: Airlangga Minta AMPG Segera Susun Program Pemenangan Golkar untuk Pemilu 2024

Turut hadir Gubernur Lampung, Anggota DPR RI, Aburizal Bakrie, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Ketua DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat, Bupati Tulang Bawang Barat, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Panen perdana yang merupakan proyek penelitian Padi Gogo milik PT Huma Indah Mekar (HIM) ini mampu menghasilkan sebanyak 5,3 ton per hektar dengan lahan seluas 84 hektar.

Berita Rekomendasi

Padi Gogo merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk memberikan perhatian pada ketahanan pangan nasional.

Sebab, sektor pangan mempunyai peran yang vital bagi kehidupan suatu bangsa.

Baca juga: Menko Airlangga: Indonesia Punya Potensi Besar pada Penyimpanan Emas

Keseriusan pemerintah dalam memperhatikan ketahanan pangan ini terbukti dengan sektor pertanian yang tetap mampu resilience di masa pandemi.

Sektor pertanian juga menjadi sektor yang berperan besar dalam menopang ketahanan pangan nasional.

Lihat saja, sektor pertanian berhasil tumbuh positif 2,08% (yoy) pada triwulan IV-2021.

Dalam Agenda Pembangunan Nasional tahun 2022-2024, pemerintah juga tengah memprioritaskan program peningkatan ketersediaan, akses, serta kualitas konsumsi pangan.

Padi Gogo menjadi bagian dalam prioritas tersebut karena merupakan jenis padi yang dapat ditanam pada areal lahan kering atau biasa disebut dengan padi tegalan.

Budidaya Padi Gogo juga menjadi solusi dalam pemanfaatan bekas lahan perkebunan dan dapat diaplikasikan di daerah bercurah hujan rendah.

Berbagai provinsi di Indonesia telah melakukan budidaya Padi Gogo, salah satunya adalah Provinsi Lampung.

Sebagai Provinsi yang termasuk dalam urutan ke lima produsen padi nasional, adanya budidaya Padi Gogo mendorong peningkatan jumlah produksi padi dan ketersediaan pangan di wilayah tersebut.

Baca juga: Menko Airlangga Harap Kasus Omicron akan Melandai di Maret 2022 

Baca juga: Satgas Sebut Laju Penularan Covid-19 Jakpus Tertinggi di Jabodetabek, Wagub DKI Angkat Bicara 

Berdasarkan rilis data dari Badan Pusat Statistik, produksi padi Provinsi Lampung pada tahun 2021 tercatat sebesar 2.472.587 ton Gabah Kering Giling (GKG) dan mempunyai share sebesar 4,47 % terhadap produksi nasional yang mencapai 55.269.619 ton GKG dengan produktivitas 50,40 kw/ha.

Khusus Kabupaten Tulang Bawang Barat, produksi padi pada pada tahun 2020 mencapai sebanyak 30 ribu ton GKG.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga mendorong Pemerintah Daerah dan seluruh lapisan masyarakat untuk membangun pertanian dari hulu hingga hilir.

Tujuannya, agar pertanian lebih berdaya saing dengan produktivitas tinggi.

Selain itu, lanjut Menko, penggunaan benih unggul dan pengaplikasian mekanisasi pertanian bermuara pada swasembada pangan dan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.

“Indonesia sebetulnya dalam 3 tahun terakhir kita tidak pernah impor beras. Jadi, sebenarnya kita dalam 3 tahun terakhir swasembada beras. Dan bahkan sekarang beras kita relatif aman, kita akan masuk musim panen yang bisa mendapatkan 14 sampai 15 juta ton. Kita juga sudah mendapatkan permintaan negara lain untuk impor beras dari Indonesia,” imbuh Menko Airlangga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas