Cerita Korban Selamat dari Ritual Maut di Jember, Ada Anak Usia 2 Tahun hingga Sempat Terkena Karang
Berikut sejumlah cerita korban selamat dari ritual berujung maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Ritual berujung maut yang menewaskan 11 orang di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur pada Minggu (13/2/2022) masih menjadi sorotan.
Ritual yang diikuti oleh 23 orang rombongan ini justru meninggalkan duka mendalam.
Terlebih, bagi para korban selamat dan keluarga korban yang meninggal dunia.
Berbagai cerita dari korban selamat maupun keluarga korban meninggal pun terungkap ke publik.
Satu di antaranya cerita dari korban selamat, yakni seorang bocah berusia 2 tahun berinisial NFK.
Bocah 2 Tahun Berhasil Selamat
Kasat Polairud Polres Jember AKP M Nai membenarkan adanya anak kecil yang ikut dalam kegiatan itu.
Namun, sang anak tidak sampai ikut ritual hingga ke laut selatan.
"Dia tidak ikut seperti yang lain, ada di pinggir," kata Nai kepada Kompas.com via telepon, Senin (14/2/2022).
Menurut Nai, anak tersebut dibawa oleh ibunya untuk mengikuti kegiatan bersama 23 orang lainnya.
Sang ibu juga berhasil selamat dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Tunggal Jati Nusantara itu.
Nai menegaskan bahwa anak tersebut hanya menyaksikan dari pinggir pantai.
"Dia hanya ikut saja menyaksikan," tambah dia.
Baca juga: Ritual di Pantai Payangan Jember Tewaskan 11 Orang: Daftar Nama Korban hingga Motif Ikuti Ritual
Baca juga: Saksi Hidup Ritual Maut di Pantai Payangan Jember: Kami Dihantam Ombak Besar saat Meditasi
Korban Selamat Sempat Terbentur Karang hingga Luka
Sementara, kisah pilu dialami oleh korban selamat dan juga keluarga korban meninggal, bernama Bintang.
Bintang merupakan satu di antara korban selamat dari seretan ombak Pantai Payangan, Ambulu, Jember.
Dari insiden tersebut, kakinya bengkak, dan ada beberapa luka di tubuhnya.
Saat ditemui tim Tribun Jatim Network, Bintang masih terus menangis di dalam mobil saudaranya, Suwarto pada Minggu (13/2/2022) kemarin.
Perempuan muda itu terus memanggil sang mama.
"Ma, kenapa mama tinggalin aku," ujarnya berkali-kali sambil menangis, dikutip dari Tribun Jatim.
Hanya kalimat itu yang keluar dari Bintang selama beberapa menit Tribun Jatim Network ada di sampingnya.
Air matanya berjatuhan tak bisa berhenti.
Bintang terlihat syok berat.
"Dari tadi kondisinya begitu," ujar Suwarto, sang paman yang menjemput Bintang di Puskesmas Ambulu.
Bintang syok, karena ibunya, Sulastri menjadi korban meninggal dalam peristiwa ritual berujung maut di laut selatan tersebut.
Menurut Suwarto, Bintang dan Sulastri termasuk dalam rombongan Kelompok Tunggal Jati Nusantara.
"Saya tidak tahu nama kelompoknya. Tahunya, mereka ikut pengajian, begitu saja," ujar Suwarto.
Suwarto, dan istrinya, Latifah, mengaku tidak tahu sejak kapan saudaranya bergabung di kelompok tersebut.
Suwarto hanya tahu, jika 10 hari lalu, Sulastri juga ikut ritual ke Pantai Payangan.
Baca juga: Berawal dari Pengajian, Warga Lalu Diminta Ikut Ritual Tengah Malam di Pantai Payangan Jember
Dalam ritual berakhir duka, Minggu (13/2/2022), sebenarnya Bintang sudah tidak mau ikut sang mama.
Bintang sudah tinggal di rumah kos di Kecamatan Rambipuji.
Sementara ibunya, Sulastri berdomisili di Jalan Kacapiring, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember.
"Tapi ibunya maksa, untuk ikut. Akhirnya ikut kemarin," imbuh Latifah.
Saat mulai tenang, Bintang bercerita kepada Latifah, kalau ombak besar tiba-tiba datang ketika mereka masih berdiri di tepi pantai.
"Kata Bintang tadi, mereka masih berdiri bersisian. Kemudian ombak besar datang, dan tiba-tiba ibunya sudah tidak ada di sisinya."
"Sedangkan dia selamat, tapi sempat terbentur karang sepertinya, sehingga kakinya sampai bengkak," ujar Latifah.
Baca juga: 5 FAKTA Ritual di Pantai Payangan Jember: 11 Orang Tewas Tenggelam, Terungkap Tujuan Mandi di Laut
Wajah Bintang sebelum peristiwa itu terjadi, sempat terekam dalam sebuah video.
Video itu kemudian beredar melalui beberapa grup WhatsApp (WAG).
Bintang terlihat seperti orang linglung.
Sumber Tribun Jatim Network menyebut, dia sempat kesurupan sehingga disadarkan di rumah petinggi Kelompok Tunggal Jati Nusantara, Jember.
Peristiwa itu terjadi beberapa jam sebelum ritual digelar di Pantai Payangan.
(Tribunnews.com/Maliana, TribunJatim.com/Sri Wahyunik, Kompas.com/Kontributor Jember, Bagus Supriadi)