Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ritual di Pantai Payangan Jember Berujung Maut, Khofifah Minta Warga Waspada Potensi Ombak Tinggi

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa angkat bicara terkait pelaksanaan ritual di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur yang berujung maut.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Daryono
zoom-in Ritual di Pantai Payangan Jember Berujung Maut, Khofifah Minta Warga Waspada Potensi Ombak Tinggi
Tangkap layar kanal YouTube KompasTV
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa akan bertolak ke Kota Batu untuk meninjau lokasi banjir bandang, 2021. 

Mereka tiba di Pantai Payangan menjelang Minggu dini hari, sekitar pukul 23.00 WIB.

Rombongan yang dipimpin oleh seorang guru spiritual dari padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara ini bertujuan untuk melaksanakan ritual.

Bentuk meditasinya berupa merendam diri di laut.

Ritual dimulai sekitar pukul 01.30 WIB.

Baca juga: Cerita Korban Selamat di Pantai Payangan Jember, Meditasi Buyar, Lari Hindari Ombak Besar

Mereka melakukan ritual di laut sambil bergandengan tangan bersama.

Dari 24 orang memang tidak semuannya turun ke laut, hanya 20 orang yang mengikuti, dan 4 orang lainnya menunggu di parkiran.

Menurut keterangan Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo, insiden tersebut terjadi pada pukul 01.00 WIB dini hari tadi.

Berita Rekomendasi

"Jadi kami sampaikan, tadi malam kurang lebih pukul 01.00 telah terjadi wisatawan yang tenggelam, mereka sedang melaksanakan ritual yang kegiatannya dilaksanakan di pinggir pantai," kata Hery, Minggu (13/2/2022) dikutip dari tvOneNews.

Saat melakukan ritual di laut tiba-tiba ombak besar datang dan menyeret 13 orang.

Baca juga: KRONOLOGI Ritual Maut di Pantai Payangan Jember: Peserta Bergandengan Tangan & Tersapu Ombak Besar

"Namun karena ritual terlalu dekat dengan ombak, maka saat ombak besar datang akhirnya mereka tidak bisa menyelamatkan diri dan tergulung ombak," kata Hery.

"20 di antara yang melakukan ritual, 10 orang ditemukan meninggal dunia, 9 orang selamat dan 1 belum ditemukan," tambahnya.

Ritual ini dipimpin oleh guru spiritual, sementara ini sedang menjalani perawatan untuk kemudian selanjutnya akan dimintai keterangan terkait penyelidikan.

"Terkait ritual kami belum tahu, tapi berdasarkan informasi dari masyarakat ritual untuk menenangkan diri, tapi nanti pastinya akan kami kembangkan lagi maksud dari ritual tersebut," kata Hery.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Milani Resti Dilanggi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas