Sosok Pimpinan Ritual Maut di Pantai Payangan Jember, Kemana-mana Pakai Selendang Hijau
Nur Hasan menjadi sorotan usai terjadi insiden ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022) dini hari.
Penulis: Nuryanti
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Sosok Nur Hasan (38), ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara, menjadi sorotan usai terjadi insiden ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022) dini hari.
Sebanyak 23 peserta mengikuti ritual di Pantai Payangan yang dipimpin oleh Nur Hasan.
Dalam insiden itu, 12 orang dinyatakan selamat, dan 11 orang ditemukan meninggal dunia.
Nur Hasan diketahui selamat dalam ritual maut tersebut.
Lantas, bagaimana sosok Nur Hasan?
Berikut fakta-fakta Nur Hasan sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:
Dikenal Sebagai Paranormal
Kediaman Nur Hasan berada di Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi.
Nur Hasan dikenal sebagai seorang paranormal di lingkungan rumahnya.
Ia dianggap punya kekuatan spiritual sehingga mampu menerawang nasib orang di masa depan, termasuk mengajak orang meraih ketenangan jiwa.
"Dia kalau kemana-mana pakai selendang hijau," ujar Sekretaris Desa Dukuh Mencek, Budi Harto, dikutip dari TribunJatim.com, Senin (14/2/2022).
Baca juga: POPULER Regional: Sosok Polisi yang Tewas saat Ikut Ritual | Kepala BIN Papua Meninggal Dunia
Baca juga: Cerita Korban Selamat Ritual Maut di Pantai Payangan Jember: Dua Kali Ombak Besar Menerjang
Selain itu, tamu-tamu yang datang bukan hanya dari kalangan bawah.
Mengingat, cukup banyak tamu Nur Hasan yang datang membawa mobil.
"Kalau Pak Hasan dulunya ini kerja di Malaysia. Terus 2010 itu pulang. Kayaknya setelah itu, dia dikenal sebagai paranormal," kata Budi.
Punya Pekerjaan Lain
Dilansir TribunJatim.com, ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara itu juga bekerja menjadi MC hingga berjualan online.
"Kerjanya kadang-kadang MC dangdut, sementara ini jual online kayak tisu," kata Kades Dukuh Mencek, Nanda Setiawan.
Baca juga: Baru Setahun Menikah, Ini Sosok Bripda Febriyan Duwi yang Tewas saat Ritual di Pantai Payangan
Baca juga: Tanggapi Ritual Maut di Jember, Gubernur Jatim: Masyarakat Ingin Solusi Jalan Pintas
Sering Gelar Kegiatan di Rumah
Nanda mengatakan, Hasan diketahui membentuk sebuah kelompok yang selalu menggelar kegiatan di rumahnya.
Hasan sering menggelar berbagai kegiatan di ruang tamu sejak dua tahun lalu.
Awalnya, pihak pengurus desa tidak menaruh curiga, karena kegiatan yang digelar dua bulan sekali itu dirasa positif.
Misalnya, membaca Alquran, dzikir dan selawat.
“Awalnya seperti itu, tapi kok lama-lama ada seperti ini, itu saya kurang tahu,” ungkapnya.
Baca juga: Satu Anggota Polisi Tewas dalam Ritual di Pantai Payangan, Istri Ungkap Percakapan Terakhir Suami
Baca juga: Ritual Maut Tewaskan 11 Korban di Jember: Berharap Berkah dari Ratu Pantai Selatan
Istri dan Anak Nur Hasan Tewas dalam Ritual Maut
Dikutip dari Surya.co.id, dua dari 11 korban tewas ritual maut itu adalah istri muda Nur Hasan, Ida (22), dan anak tirinya, P (13).
Ida diketahui istri kedua Hasan yang selama ini tinggal di Dusun Gayam Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji, dekat Terminal Tawangalun.
Dugaan kuat, Ida dan P sudah masuk dalam anggota Tunggal Jati Nusantara.
Sebab, mereka beberapa kali ikut acara ritual yang diadakan oleh Hasan.
Baca juga: Cerita Korban Selamat dari Ritual Maut di Jember, Ada Anak Usia 2 Tahun hingga Sempat Terkena Karang
Baca juga: Brigadir Polisi Tewas dalam Ritual di Pantai Payangan, sang Istri Ungkap Percakapan Terakhir Suami
Nasib Nur Hasan
Hasan sudah diperiksa oleh Satreskrim Polres Jember, dan sekarang berstatus saksi.
Tidak menutup kemungkinan, status Nur Hasan bisa berubah menjadi tersangka.
Sebab, apabila merujuk Pasal 359 KUHP, jika kegiatan seseorang membuat nyawa orang lain celaka bisa dijerat pidana.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJatim.com/Surya.co.id/Tony Hermawan/Ani Susanti)