Keluarga Korban Kebakaran Pesantren Datangi RSUD Karawang: Identifikasi Jenazah Masih Berlangsung
Abdul Rohim (40) mengatakan, ia datang ke RSUD menjemput keponakannya.
Editor: Erik S

TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Puluhan keluarga korban kebakaran pesantren di Karawang Jawa Barat menunggu proses identifikasi polisi.
Abdul Rohim (40) mengatakan, ia datang ke RSUD Karawang menjemput keponakannya.
"Saya dapat informasi dari pihak pesantren, tadi sore dikabari kalau keponakan kami ada di kobong yang terbakar," ujar Rohim ketika diwawancara di kamar jenazah RSUD Karawang, Senin (21/2/2022).
Susana penuh haru terlihat di halaman kamar jenazah RSUD Karawang.
Baca juga: Diduga Santri Ponpes Miftahul Khoirot yang Tewas sedang Tidur Siang Saat Terjadi Kebakaran
Suara tangis beberapa keluarga korban pecah.
Rohim mengungkap, ayah dan ibu keponakannya tengah merantau di Jakarta.
Saat ini hanya ia selaku paman sekaligus wali bagi keponakannya yang diduga jadi salah satu korban kebakaran.
"Kalau saya sendiri masih belum tahu, keponakan saya atau bukan yang menjadi korban. Tapi informasi dari pihak pesantren keponakan kami di kobong itu," kata dia.
Saat ini proses identifikasi jenazah korban, memang masih belum selesai dilakukan.
Pihak kepolisian juga meminta agar keluarga korban bersabar dan membawa sejumlah dokumen untuk pencocokan data korban.
"Saya cuma diminta syarat, seperti dokumen kelengkapan data semacam KK dan KTP, kebetulan keponakan saya baru 10 tahun, jadi datanya di KK," ucapnya.
Tiga Orang Dirawat
Tiga orang santri korban kebakaran pondok pesantren Miftahul Khoirot, sedang dirawat di RSUD Karawang.
Baca juga: 8 Santri yang Tewas dalam Kebakaran Pondok Pesantren di Karawang Berusia 7 hingga 13 Tahun
Sementara delapan jenazah lainnya sedang menjalani pemeriksaan tim forensik Polres Karawang.
Humas RSUD Karawang Andi Senjayani mengatakan, jenazah korban kebakaran tiba di RSUD Karawang Senin petang.
"Kalau jenazah itu tiba sekitar pukul 17.30 WIB. Sejak tadi siang, kami bersama pihak kepolisian mengurus di lokasi," kata Andi saat diwawancara di RSUD Karawang, Senin (21/2/2022).
Ia menjelaskan, pihaknya belum bisa memberikan keterangan terkait identitas korban meninggal.
"Kalau jenazah idenstitasnya kami belum tahu, sebab saat ini saya belum selesai proses identifikasi," kata dia.
Sementara mengani korban luka, Andi mengatakan, korban kebakaran mayoritas menderita luka sedang dan luka ringan.
"Data yang ada di kami awal itu ada 2 orang, kemudian 1 korban menyusul merupakan rujukan dari Puskesmas," imbuhnya.
Berikut merupakan data korban yang tengah di rawat di ruang IGD RSUD Karawang.
Muhammad Aang (14), Kianu (15), sementara satu korban yang merupakan rujukan dari Puskesmas, pihak RSUD belum bisa memberikan informasi identitasnya.
"Korban yang saat ini sedang dirawat merupakan korba luka sedang, mayoritas mereka menderita luka bakar di sejumlah bagian tubuhnya," ucapnya.
Mati Syahid
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berduka atas kebakaran yang terjadi di Pesantren Miftakhul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Kronologi Kebakaran Pondok Pesantren di Karawang yang Tewaskan 8 Santri
Ia mengatakan segera datang ke pesantren tersebut di sela rangkaian kegiatan dinasnya, Selasa (22/2/2022).
"Atas nama komunitas pesantren, kami mengucapkan berbela sungkawa. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, mudah-mudahan santri yang meninggal husnul khatimah," kata Uu melalui ponsel, Senin.
Uu meyakini para santri yang meninggal dunia akibat kebakaran tersebut syahid karena tengah menuntut ilmu, terlebih ilmu agama.
Juga karena meninggal dalam sebuah musibah.
"Semoga orang tua dan keluarga diberi kesabaran. Masyarakat tidak saling menyalahkan dengan kejadian ini. Apapun musibah, adalah kehendak-Nya," kata Panglima Santri Jabar ini.
Ia mengatakan segera mendatangi pesantren dan keluarga yang ditinggalkan para santri yang meninggal dunia dalam kejadian ini.
Ia pun meminta para santri di mana pun melakukan salat gaib dan mendoalan para santri yang meninggal dalam musibah ini.
Mengambil hikmah dari kejadian ini, selanjutnya Uu meminta semua pesantren untuk melakukan pemeriksaan berkala terhadap apapun yang berkaitan dengan keselamatan penghuni pesantren. Sehingga, dapat meminimalkan kejadian bencana.
Baca juga: Ponpes Miftahul Khoirot Karawang Kebakaran, 6 Santri Meninggal, Diduga akibat Korsleting Listrik
Uu meminta masyarakat untuk membantu pendirian kembali pesantren tersebut.
Sebab, katanya, pesantren selalu terlahir dari masyarakatnya.
Sebelumnya diberitakan, delapan santri meninggal dunia dan dua orang lainnya terluka dalam kebakaran di Pesantren Miftakhul Khoirot.
"Delapan santri meninggal dunia dan dua orang terluka. Semuanya langsung dilarikan ke RSUD Karawang," kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Rohmat di lokasi kejadian, Senin (21/2/2022).
Rohmat belum mengetahui pasti penyebab kebakaran tersebut.
"Itu saya belum tahu, biar kepolisian yang menjelaskan," katanya.
Rohmat mengatakan tiga unit pemadam kebakaran dari BPBD Karawang dan Pertamina dikerahkan untuk memadamkan api.
Baca juga: Kebakaran di Ponpes Miftahul Khoirot Terjadi Saat Santri Tidur Siang, 6 Hafiz Quran Meninggal Dunia
"Dari damkar kami bergerak cepat memadamkan," kata dia.
Petugas berhasil memadamkan api dalan waktu kurang lebih satu jam.
Rohmat mengatakan, pihaknya menerima laporan sekitar pukul 13.30 WIB.
"Kita langsung meluncur dan berusaha secepat mungkin memadamkan api," katanya.
Penulis: Irvan Maulana
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Suasana Haru di Ruang Pemulasaran RSUD Karawang, Tangis Keluarga Korban Kebakaran Pesantren Pecah