Strategi Walikota Banjar: Omong-omong, Iming-iming, Amang-amang
Strateginya, omong-omong kita edukasi, iming-iming artinya memberi hadiah semampunya kepada warga yang mau divaksin.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS,COM - KOTA BANJAR -Seperti sejumlah kota dan kabupaten lainnya di Jawa Barat, Kota Banjar juga terkena imbas pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun melanda Tanah Air.
Sempat mencapai zero kasus, pertengahan November 2021 lalu, Kota Banjar akhirnya juga mengalami kembali peningkatan kasus sejak akhir Januari 2022 lalu.
Berikut petikan wawancara eksklusif jurnalis Tribun Jabar, Padna dan Oktora Veriawan, dengan Wali Kota Banjar, Ade Uu Sukaesih.
Baca juga: Praktik Mafia Visa di Bali: Ingin Jalur Cepat? Bayar Rp 5,5 Juta
Bagaimana kondisi pandemi Covid-19 di Kota Banjar?
Sejak masuk PPKM) level 1, penyebaran Covid-19 di Kota Banjar terus menurun. Bahkan, mulai 13 November 2021, sudah tidak ada yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Namun, sejak 24 Januari 2022 ada masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan tren-nya mengalami kenaikan. Menyikapi hal itu, kita emakin gencar melakukan edukasi pentingnya prokes dan penuntasan vaksin yang melibatkan perangkat daerah.
Di kota Banjar, kita mengacu kepada Imendagri tentang PPKM yang dijabarkan dengan keputusan Wali Kota tentang PPKM berdasarkan posisi level.
Pelaksanaan vaksinasi, terus ditingkatkan pencapaian targetnya melalui update data setiap hari, kemudian dilaksanakan patroli setiap hari.Pelaksanaan vaksinasi di kota Banjar sampai tanggal 2 Februari 2022 itu, total sasaran sudah sebanyak 160.353 orang.
Ya semua, ada dari unsur kesehatan, pelayan, lansia, masyarakat umum dan rentan serta remaja.
Baca juga: Praktik Mafia Visa di Bali Bersumber dari Hulu
Sekarang vaksinasinya sudah berapa persen?
Di Kota Banjar vaksinasi dosis 1 sudah mencapai 93,32 persen, vaksinasi dosis 2 mencapai 68,82 persen dan vaksinasi dosis 3 mencapai 3,50 persen.
Kalau pelaksanaan vaksinasi bagi anak usia 6 hingga 11 tahun, di Kota Banjar itu sudah dilaksanakan sejak Senin 20 Desember 2021.
Apa yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 dan percepatan vaksinasi?
Untuk mempermudah divaksin, kita membuat gerai vaksin yang ditempatkan di balai desa dan kelurahan setiap hari. Termasuk, juga didirikan di pusat keramaian.
Gerai vaksin di balai RW, RT sampai dengan posyandu untuk lebih mempermudah warga.
Terus, ada yang dinamakan jebol vaksin dan ini menjadi inovasi sebagai langkah selanjutnya setelah gerai vaksin ditempatkan paling dekat dengan rumah warga.
Jika masih ada masyarakat yang belum datang untuk divaksin, tim vaksinator didampingi dari unsur pemerintahan, unsur TNI-POLRI, dan bina desa mendatangi rumah warga yang belum divaksin secara door to door. Seperti biasa, pasti diedukasi dahulu, dan alhamdulilah inovasi ini sangat efektif sehingga bisa lebih meningkatkan capaian vaksin.
Terus, ada yang dinamakan DKM bergerak, Kita bersama mengajak para jemaah masjid, para ustaz untuk divaksin.
Alhamdulillah, cara ini juga bagus dan efektif, bisa lebih meningkatkan capaian vaksin. Ada lagi, gerebek vaksin, dan inovasi ini hampir sama dengan jebol vaksin hanya dilaksanakan di malam hari.
Selain itu, edukasi ke sekolah dasar dan PAUD untuk sasaran usia 6-11 tahun. Mereka, memberikan pemahaman penting dan manfaat vaksinasi anak usia 6-11 tahun.
Alhamdulillah, cukup efektif untuk meyakinkan orangtua siswa memberikan izin anaknya untuk divaksin.
Baca juga: Persib vs PSM: Awas, Jangan Duetkan Lagi David dengan Bruno Kalau Ingin Menang
Bagaimana cara memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang vaksin?
Kita kerahkan 30 penyuluh agama yang sudah ditetapkan sebagai tim edukasi. Kita berikan pemahaman warga soal keyakinan terhadap kehalalan vaksin.
Di Kota Banjar, juga ada yang dinamakan pekan percepatan Vaksin 123. Bahwa, setiap pekan dilakukan percepatan vaksin 123 artinya setiap hari dilaksanakan dan tiap akhir pekan di evaluasi.
Setiap perangkat daerah ditempatkan di satu desa ataupun kelurahan binaan. Mereka, ditugaskan untuk membantu edukasi prokes dan vaksin. Mengajak warga, untuk divaksin dengan cara door to door.
Strateginya, omong-omong kita edukasi, iming-iming artinya memberi hadiah semampunya kepada warga yang mau divaksin dan amang-amang artinya mengedukasi warga lebih tegas.
Inisiatif ini, kita lakukan untuk lebih menginsentifkan pembinaan warga baik pelaksanaan prokes 5 M maupun capaian target vaksin.(*)
Baca juga: Sedang Nyaman di Jerman, Habibie Dipanggil Soeharto dan Mendarat Saat Jakarta Membara (1)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.