Gempa M 5,2 Guncang Bima NTB, akibat Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia
Gempa bumi tektonik berkekuatan M 5,2 SR mengguncang Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (25/2/2022) pukul 16.22 WIB.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Gempa bumi tektonik berkekuatan M 5,2 SR mengguncang Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (25/2/2022) pukul 16.22 WIB.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,26° LS ; 118,65° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 22 Km arah Barat Laut Bima, Nusa Tenggara Barat.
Adapun kedalaman gempa adalah 172 km dan tidak berpotensi tsunami.
"Gempa Mag:5.2, 25-Feb-22 16:22:50 WIB, Lok:8.24 LS,118.65 BT (24 km BaratLaut BIMA-NTB), Kedlmn:172 Km, tdk berpotensi tsunami," tulis BMKG melalui akun Twitter @infoBMKG.
BMKG dalam keterangan persnya mengatakan, hasil analisis menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1 SR.
Baca juga: Gempa M 6,2 Guncang Sumatera Barat Hari Ini, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Baca juga: Korban Meninggal Akibat Gempa di Pasaman Barat Berjumlah 7 Orang
Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun mendatar (normal oblique)," terang Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno.
Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempabumi ini menimbulkan guncangan di daerah Bima dengan skala intensitas I-II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hingga pukul 17.05 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Baca juga: Begini Prediksi BMKG Soal Kemungkinan Gempa Susulan di Pasaman Barat Sumbar
Baca juga: Lumpur Air Panas di Nagari Ganggo Hilia Pasaman Barat Muncul Usai Gempa Bumi
Rekomendasi
Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
BMKG mengimbau agar masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Selain itu juga memeriksan dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan dari gempa.