UPDATE Korban Tewas Akibat Gempa Mag 6,1 di Sumatera Barat Jadi 10 Orang, 4 Orang Hilang, 85 Luka
Saat ini korban meninggal dunia akibat gempa bermagnitudo 6,1 di Sumatera Barat dikabarkan sebanyak 10 orang.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Saat ini korban meninggal dunia akibat gempa bermagnitudo 6,1 di Sumatera Barat dikabarkan sebanyak 10 orang.
Dari 10 orang korban tersebut, enam orang yang dinyatakan meninggal dunia tersebut merupakan warga Kabupaten Pasaman.
Sementara empat orang lainnya dari Kabupaten Pasaman Barat.
Selain korban meninggal dunia tersebut, empat orang warga asal Kabupaten Pasaman belum ditemukan.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala BNPB Mayjen Suharyanto melalui tayangan Kompas TV, Minggu (27/2/2022).
"Di Pasaman, enam (orang dinyatakan) meninggal dunia, empat (orang dinyatakan) masih hilang," kata Suharyanto.
Baca juga: Gempa Magnitudo 4,9 Kembali Guncang Pasaman Barat pada Minggu Dini Hari
Baca juga: Mensos Risma Beri Santunan untuk Keluarga Korban Jiwa Gempa Pasaman Barat
"Nah empat orang ini kita akan cari dalam tahapan darurat."
"(Sementara) di Kabupaten Pasaman Barat ada empat (orang yang dinyatakan) meninggal dunia."
"Tapi sementara ini dari Pasaman Barat belum ada yang dilaporkan hilang," jelas Suharyanto.
Dalam kesempatan yang sama, akibat kejadian tersebut, Suharyanto mengatakan ada belasan rumah yang tertimbun longsoran tanah.
Rencananya, bagi para warga yang terdampak longsor akan dilakukan relokasi.
Termasuk bagi warga yang rumahnya rawan terdampak longsor.
"Di Pasaman itu ada yang longsor, ada belasan rumah yang tertimbun."
Baca juga: Jamkrindo Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Sumatera Barat
"Ini nanti akan diputuskan apakah harus relokasi, tapi tadi kami saran dengan Pak Bupati sepertinya harus (dilakukan) relokas."
"Karena kalau disitu masih khawatir nanti bisa terkena (longsor) lagi," lanjut Suharyanto.
Sebelumnya, pada Jumat (25/2/2022) sore, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mengabarkan sebanyak tujuh orang warga dinyatakan meninggal dunia akibat gempa tersebut.
Melalui keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (25/2/2022) Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengabarkan tiga dari ketujuh korban gempa tersebut merupakan warga Kabupaten Pasaman Barat.
Sementara empat korban lainnya merupakan warga Kabupaten Kabupaten Pasaman.
Baca juga: Sultan Desak Pemerintah Gerak Cepat Tangani Korban Gempa Pasaman Barat Sumbar
85 Orang Korban Luka-luka, 5.000 Orang Mengungsi
Selain ketujuh korban yang meninggal dunia itu, 85 orang lainnya dikabarkan mengalami luka-luka.
Dengan rincian yakni luka berat sebanyak 10 orang, luka ringan sebanyak 50 orang di Pasaman Barat dan sebanyak 25 orang di Pasaman.
Akibat gempa ini, BPBD melaporkan sebanyak 5.000 warga mengungsi yang tersebar di 35 titik.
Titik pengungsian tersebut antara lain di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kinali.
Hingga kini, petugas di lapangan masih terus melakukan pendataan identitas warga yang mengungsi.
Sementara petugas gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, para personel organisasi maupun relawan dan warga, masih fokus melakukan pencarian, penyelamatan dan evakuasi kepada warga terdampak lainnya.
Rumah Warga akan Diperbaiki Pemerintah
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Suharyanto mengatakan pemerintah bakal membantu memperbaiki rumah warga yang terdampak gempa di Pasaman, Sumatera Barat.
Baca juga: Update Dampak Gempa Pasaman Barat, 7 Orang Meninggal dan Ribuan Warga Mengungsi
Perbaikan rumah warga bakal dilakukan secara berkala oleh pemerintah pusat dan daerah.
"Yang rusak ringan akan diperbaiki oleh pemerintah kabupaten."
"Sementara yang rusak sedang (akan diperbaiki) oleh pemerintah provinsi."
"Kemudian yang rusak berat (akan dilakukan perbaikan) oleh pemerintah pusat, dalam hal ini oleh BNPB atau Kementerian PUPR," ucap Suharyanto, Sabtu (26/2/2022).
Proses pendataan, kata Suharyanto, masih terus dilakukan oleh tim Posko Tanggap Darurat gempa Pasaman.
Selanjutnya, proses perbaikan rumah warga dapat segera ditangani.
"Kami berharap tidak terlalu lama agar masyarakat yang rumahnya rusak ini bisa segera diperbaiki," pungkas Suharyanto.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fahdi Fahlevi)