Jalan Rusak Parah di Kabupaten Bandung, Ranti Ditandu Usai Melahirkan, Bupati Dadang Tebar Janji
Rusaknya jalan membuat tak ada kendaraan bisa dipakai untuk mengantarnya pulang.Ranti terpaksa ditandu.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS,CIM, BANDUNG - Ranti, ibu muda yang baru berusia 22 tahun, mendadak menjadi pembicaraan setelah rekaman video tentang dirinya viral di media sosial.
Ranti yang masih belum pulih karena baru saja melahirkan terpaksa ditandu menggunakan kain sarung menuju rumahnya di Kampung Cicendo, Desa Rancakole, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung.
Rusaknya jalan membuat tak ada kendaraan bisa dipakai untuk mengantarnya pulang.
Ditemui di kediamannya, Kamis (3/3), Ranti sudah mulai pulih meski terlihat masih lemah.
Ia tak banyak bicara. Duduk di kasur yang digelar di tengah rumah, di samping bayi laki-laki yang ia lahirkan, Minggu, 27 Februari lalu.
"Nama bayinya, Muhamad Al-Kahfi Rizki. Alhamdulillah sehat," ujar Dida Permana (33), suami Ranti yang terus menemani istrinya pasca-persalinan.
Dida mengatakan, video yang belakangan viral itu diambil saat mereka baru saja pulang dari rumah bidan yang menolong persalinan istrinya.
Jalanan menuju ke rumahnya di Cicendo memang sudah lama rusak. Biasanya, kendaraan masih bisa masuk.
"Tapi saat itu hujan, jadi kendaraan kendaraan enggak bisa masuk. Di sisi lain, kondisi istri saya kan berbeda dengan yang lain," ujar Dida.
Sejak masih kecil, kata Dida, istrinya sudah mengalami kesulitan untuk menggerakkan tangan dan kakinya.
"Jadi, kasihan kalau disuruh jalan, makanya kemudian kami tandu pakai sarung dan bambu," kata Dida, yang sehari-harinya bekerja sebagai petani dan buruh serabutan ini.
Dida mengatakan, kondisi itu dialami istrina sejak usia istrinya masih dua tahun.
"Katanya, saat usia dua tahun ia sempat sakit panas. Sejak itu, tangan dan kakinya jadi susah untuk digerakkan," ujar Dida.
Video Ranti yang ditandu dengan menggunakan sarung usai melahirkan direkam dan diunggah Nova Novitasari (21), saudara dari Ranti.
Hari Minggu itu, ujar Nova, Ranti yang mengalami kontraksi sempat dibawa ke RS Al-Ihsan. Akan tetapi karena belum terjadi bukaan, Ranti kemudian diminta kembali.
Namun, sesampainya di rumah, kontraksi ternyata kembali terjadi. Karena jauh jika harus kembali ke RS Al-Ihsan, Ranti kemudian dibawa ke bidan yang masih satu desa dengan mereka di Rancakole dan menjalani persalinan di sana sekitar pukul 13.20.
Sore harinya, keluarga membawa kembali Ranti pulang. Namun, karena kondisi gerimis, kendaraan hanya bisa mengantar sampai ke parkiran, yang jaraknya masih 600-an meter dari rumah Ranti. Kendaraan tak bisa masuk karena jalan sangat licin dan berlumpur.
"Akhirnya harus ditandu, dibopong pakai sarung waktu perjalanan mau pulang," tuturnya.
Menurut Nova, di daerah tersebut, jika ada yang melahirkan, kebanyakan sama seperti itu.
"Tahun-tahun kemarin juga ada yang ngelahirin sama seperti itu. Cuma memang baru viralnya sekarang, padahal kemarin-kemarin juga sudah ada kejadian melahirkan seperti itu," ujar Nova.
Selain fasilitas kesehatan yang jauh, ujar Nova, di Kampung Cicendo juga tidak ada sekolah.
"Sekolah jauh ke SDN Rancakole, biasanya jalan kaki karena tidak ada alat transportasi," katanya.
Karena aksesnya yang sulit ini, di Kampung Cicendo, ujar Nova, kini hanya terdapat enam rumah yang dihuni oleh delapan keluarga.
"Kami tentu sangat berharap jalan ini bisa segera diperbaiki, supaya bisa diakses kendaraan, sehingga memudahkan masyarakat dalam berkegiatan sehari-hari," ucapnya.
Segera Diperbaiki
Ditemui di Gedung Dewi Sartika, Soreang, kemarin, Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengaku sangat prihatin dengan kejadian ini.
"Saya prihatin sekali dengan kejadian ini. Saya sudah instruksikan langsung kepada petugas yang ada di lapangan untuk melakukan penanganan," kata Dadang.
"Saya juga langsung perintahkan Pak Camat Arjasari untuk melihat langsung kondisi pasien untuk dibawa ke rumah sakit," kata Dadang.
Dadang juga mengaku, telah mengintruksikan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tatar Ruang (PUTR) Kabupaten Bandung untuk mengontrol langsung akses jalan yang digunakan warga untuk menggendong ibu yang baru melahirkan itu.
"Supaya akses jalan itu untuk diperbaiki, apakah menggunakan dana APBD atau Dana Desa, silakan, yang penting saya tidak mau ada jalan yang masih dalam kondisi tanah. Kita upayakan pengerasan dulu jalan itu," kata Dadang.
Dadang mengatakan, kejadian ini menjadi perhatian pemerintah, baik kabupaten, kecamatan, maupun desa.
"Agar lebih intens dan perhatian, segera ditindaklanjuti, agar tidak ada lagi peristiwa semacam itu," ujarnya.
Camat Arjasari, Heru Kiatno, mengatakan bersama perangkat desa dan jajaran Dinas PUTR Kabupaten Bandung, ia sudah meninjau ke lokasi.
"Insya Allah untuk sementara akan dilakukan penetrasi atau pengerasan dulu. Sebab kalau langsung diaspal enggak akan mungkin karena masih tanah dasarnya," ujar Heru.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat. Kami juga sudah melapor ke pa Bupati, alhamdulillah ada hikmahnya."
Saat ditanya apakah ada daerah lain yang terpencil di Kabupaten Bandung seperti Kampung Cicendo, Heru mengatakan, daerah seperti itu masih banyak.
"Banyak, dalam arti kata seperti ke kampung susah terjangkau, tapi tak terlalu sukit. Setiap desa pasti ada, hanya secara keseluruhan desa-desa sudah punya data, mana yang sudah dibangun dan yang belum," ucapnya.
Kepala Desa Rancakole, Taksdik Suryana, mengungkapkan, kini kondisi Ranti dan ibunya dalam keadaan sehat.
Pihak desa, ujar Taksdik, sebenarnya selalu sigap dalam memberikan bantuan, terlebih dalam kondisi darurat.
"Kami ada kendaraan. Tapi, keluarga Bu Ranti, katanya saat itu panik sehingga enggak sempat memberitahu RT dan RW. Enggak ada laporan, jadi kami enggak tahu. Kalau ada informasi, pasti desa sigap," ujar Taksdik.(*)
Baca juga: Romantisme di Kantor di Masa Pandemi Naik: Lihat Rekan Kerja Berualng-ulang, Lambat Laun Jatuh Cinta