Sembilan Warga Sumatera Utara Terjebak di Ukraina, Begini Tanggapan Gubernur Edy Rahmayadi
Menurut Edy, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara saat ini hanya melakukan pengawasan
Editor: Erik S
Rutami membawa foto anaknya saat telekonferensi dengan pihak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di Binjai Command Center (BCC) Balai Kota Binjai pada Senin (7/3/2022) siang.
Ia mengaku sedih, karena mengetahui kondisi sang anak tidak akan dan dalam gempuran ledakan bom Rusia.
"Ini kan kami lagi ada video call. Tiba-tiba dia teriak lari, lari, ada bom meledak. Kami dengar semua. Makanya kami sedih," katanya sambil menangis sesenggukan dan mengusap air matanya dengan kain kerudungnya.
Rutami menuturkan bahwa sang anak sudah bekerja di Ukraina sejak tahun 2019.
Selama perang terjadi, dia intens berkomunikasi dengan anaknya melalui WhatsApp call.
Sang anak, Raga Prayuda diketahui kerap membagikan kondisi Ukraina di tengah gempuran militer Rusia.
Baca juga: Berunding Damai, Menlu Ukraina dan Rusia Sepakat Bertemu di Turki Esok
Raga mengaku pada Rutami ia selalu mengunggah kondisi Ukraina di laman Facebooknya, agar bisa menjadi bukti penderitannya selama di sana.
"Saya bilang, jangan di-Facebook-kan, nanti kau diejek, dia bilang, enggak apa-apa Mak. Biar orang tahu penderitaan kami di sini. Itu hancur perasaan kami. Berarti anak saya di sana menderita, dia anak baik Pak. Saya enggak punya harta selain dia," katanya.(cr14/tribun-medan.com)
Penulis: Rechtin Hani Ritonga
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Warga Binjai Terjebak di Ukraina, Edy Rahmayadi Angkat Bicara Bilang Begini