Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivis Milenial Kecam Kekerasan Aksi Demo terhadap Aparat Kepolisian

(AMMI) mengkritik terjadinya kekerasan oleh massa aksi demonstrasi yang ingin menyuarakan penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Aktivis Milenial Kecam Kekerasan Aksi Demo terhadap Aparat Kepolisian
Tribunnews/Irwan Rismawan
Ilustrasi.Intelektual muda Papua dan Papua Barat menggelar aksi festival budaya di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (1/3/21). Mereka mendukung pemerintah melanjutkan Otonomi Khusus Jilid II untuk Papua dan menolak berbagai bentuk provokasi yang dapat memecah belah NKRI. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI) mengkritik terjadinya kekerasan oleh massa aksi demonstrasi yang ingin menyuarakan penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.

Demo yang digelar dengan membawa bendera bintang kejora di depan kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu diwarnai kekerasan pemukulan terhadap Kepala Satuan Intelijen Kepolisian Resor (Rolres) Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ferikson Tampubolon yang sedang melakukan pengamanan, Jumat (11/3/2022).

"Saya mengecam keras aksi demo yang diwarnai dengan provokasi dan kerusuhan bahkan pemukulan terhadap aparat yang sedang menjaga keamanan. Bahkan korban tersebut kini harus dirawat secara intensif di rumah sakit," ujar Ketua AMMI, Nurkhasanah, dalam keterangannya, Senin (14/3/2022).

Di samping itu, ia juga mendukung sikap Kepolisian yang sabar dan tak terpancing emosi oleh kericuhan aksi massa.

Menurutnya, hal itu telah sesuai dengan arahan Kapolri yang mengingatkan bawahannya untuk belajar mengelola emosi dan tak dibolehkan bertindak dengan emosi yang meledak-ledak saat berhadapan dengan masyarakat.

"Kerusuhan yang timbul pada saat demonstrasi itu pasti ingin memancing aparat supaya bertindak keras lalu akan ada tuduhan bahwa polisi melanggar HAM. Namun hal itu tidak terjadi, karena aparat yang berjaga bisa menahan emosi dan tetap menjaga ketertiban dan nama baik lembaga," tegasnya.

Baca juga: Ratusan Polisi Berjaga di Jayapura, Antisipasi Aksi Damai Menolak Pemekaran Daerah Otonomi Baru

Nurkhasanah juga menyinggung soal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang tidak menanggapi kejadian tersebut.

Berita Rekomendasi

Padahal aksi kekerasan yang dilakukan massa aksi telah bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia.

"Di mana peran Komnas HAM yang suaranya selalu melempem kalau korbannya Polisi atau TNI (Tentara Nasional Indonesia), namun selalu ramai di media kalau korbannya KKB atau mahasiswa pro OPM," ucapnya.

Dalam hal ini, Nurkhasanah juga memuji Kantor Staf Kepresidenan yang cepat menanggapi.

Saat itu Deputi V KSP, Jaleswari Pramodhawardani, menyayangkan kericuhan yang terjadi pada unjuk rasa mahasiswa Papua di depan Kemendagri.

"Saya sebagai aktivis  milenial merasa bangga dan mendukung sikap KSP yang tegas mengatakan bahwa aparat keamanan yang bertugas harus dihormati, karena mereka sudah memberikan kesempatan kepada massa aksi menyampaikan aspirasi," pungkas Nurkhasanah.

Diketahui, Polda Metro Jaya telah melakukan penyelidikan terhadap seorang peserta aksi yang melakukan pemukulan terhadap Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon.

Dalam pemeriksaan, peserta aksi itu telah mengakui perbuatannya dan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dan kini telah ditahan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas