Begini Respons Pengusaha di Medan Terkait Logo Halal yang Baru
Menurut Agung, pihaknya masih menanti edukasi terkait proses pengurusan oleh instansi terkait, mengingat logo ini sudah diberlakukan
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Para pelaku UMKM/pengusaha makanan dan minuman di Kota Medan Sumatera Utara memberi pandangan terkait logo halal yang dikeluarkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemeterian Agama.
Seperti halnya yang dikemukakan pemilik Tahubaxomedan, Agung.
Menurut Agung, pihaknya masih menanti edukasi terkait proses pengurusan oleh instansi terkait, mengingat logo ini sudah diberlakukan di awal Maret, serta sertifikasi yang lama secara bertahap sudah tidak berlaku.
"Mengingat saat ini untuk pengurusan sudah dilimpahkan ke pemerintah dan tidak lagi oleh MUI. Harapannya agar logo bisa diubah lebih mencerminkan nuansa yang religi, menimbang sektor kuliner pangsa pasarnya sangat besar orang muslim," kata Agung, Senin (14/3/2021).
Baca juga: Pengusaha Kuliner Harap Logo Halal Tak Berubah, Apkulindo: Hapus Nama MUI Saja
Tak hanya Agung, Syahrial, pelaku UMKM yang bergerak di bidang cemilan rumahan ini mengatakan bahwa dirinya lebih tertarik dengan desain yang lama.
"Kalau kita lihat logo yang baru ini seperti gunung wayang. Ini tidak menggambarkan religius. Tapi apakah perlu logo halal diganti.
Harusnya kementerian agama jangan hal yang tidak perlu dibuat, hingga menimbulkan dampak besar ke masyarakat. Jangan logo halal yang diganti.
Itu pengurusan izin halal dipermudah. Jangan dibola pelaku-pelaku UMKM. Ini jauh lebih bermanfaat," jelasnya.
Baca juga: Cegah Polemik Berkepanjangan, Kemenag Diminta Sosialisasi Label Baru Halal ke Publik
Sementara itu, dalam logo terbaru halal ini, Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham menjelaskan filosofi mengadaptasi ragam di Indonesia.
Bentuk dan corak yang digunakan merupakan artefak-artefak budaya yang memiliki ciri khas yang unik berkarakter kuat dan merepresentasikan Halal Indonesia.
Dia menjelaskan bentuk Label Halal Indonesia terdiri atas dua objek, yaitu bentuk Gunungan dan motif Surjan atau Lurik Gunungan pada wayang kulit yang berbentuk limas, lancip ke atas. Ini melambangkan kehidupan manusia.
"Bentuk gunungan itu tersusun sedemikian rupa berupa kaligrafi huruf arab yang terdiri atas huruf Ha, Lam Alif, dan Lam dalam satu rangkaian sehingga membentuk kata Halal," lanjutnya.
Bentuk tersebut menggambarkan bahwa makin tinggi ilmu dan makin tua usia, maka manusia harus makin mengerucut (golong gilig) manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan, atau makin dekat dengan Sang Pencipta.
Baca juga: YLKI Soroti Logo Halal Baru, Warna Tidak Informatif hingga Terkesan Jawa Sentris
Motif Surjan yang juga disebut pakaian takwa mengandung makna-makna filosofi yang cukup dalam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.