Satker Tol Cisundawu Terbuka untuk Membahas Komplain Warga
Ketua Satker Tol Cisundawu, Vidi mengatakan, jika komplain terkait lahan, maka hal itu bisa dibicarakan dengan Satker Lahan.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Kepala Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Tol Cisumdawu, Vidi Ferdian, mempersilakan warga untuk komplain terhadap persoalan-persoalan berkaitan dengan proyek pembangunan tol pada jalur yang sesuai.
Jalur yang sesuai itu, ujarnya, adalah jalur hukum. Jiga komplain dilakukan dengan cara-cara lain, seperti berkemah yang rencananya akan dilakukan ratusan warga di area proyek tol, dikhawatirkan hal itu mengganggu kenyamanan.
"Berkemah ini terkait pembebasan lahan bukan? Tampaknya komplain bisa ditempuh dengan jalur sesuai. Sampaikan keberatannya apa. Dengan berkemah itu, memang kemah suatu aksi, tapi bukan suatu solusi," kata Vidi kepada Tribun Jabar saat dihubungi melalui telepon, Senin (21/3).
Vidi mengatakan, jika komplain terkait lahan, maka hal itu bisa dibicarakan dengan Satker Lahan.
"Silakan adukan dengan jalur sesuai. Kalau berkemah, kelemahannya jalan itu kan fasilitas orang banyak, nanti banyak orang terganggu," katanya.
Vidi mengatakan, khusus Tol Cisumdawu Seksi II dengan ruas Pamulihan-Sumedang Utara, memang ada sebagian kendala berupa pembebasan lahan.
Namun, itu pun warga dipersilakan untuk komplain. Satker telah memberi mekanisme konsinyasi dengan Pengadilan Negeri (PN) Sumedang.
PN akan memberikan pengertian terkait harga tanah menurut taksiran apraisal independen.
"Jika ada warga tidak sepakat dengan harga itu, sementara warga yang lain menerima, silakan bisa menggunakan jalur PN itu untuk komplain," katanya.
Di Seksi II, ujar Vidi, Satker terus mengerjakan penyelesaian tol, baik penyelesaian kontruksi, maupun penyelesaian fungsional.
Target pemerintah untuk Seksi II itu, kata Vidi, tetap berpatokan pada pengoperasian tol secepat mungkin.
"Penyelesaian kontruksi ditargetkan selesai pada bulan Agustus tahun ini, sementara tol difungsikan targetnya di awal Juli," kata Vidi.
Vidi mengatakan secara umum, setiap seksi tol sudah terkoneksi. Namun, keterhubungan itu masih diwarnai kendala-kendala seperti longsor imbas dari hujan ekstrem yang terus mengguyur Sumedang.
"Terpengaruh kondisi ekstrem, coba diatasi. Hanya ada longsor sepanjang 800 meter di tepatan Desa Sirnamulya dan Desa Mulyasari," ujarnya. (kiki andriana)
Baca juga: Kisruh Pembebasan Lahan Tol Cisumdawu, Warga Ancam Berkemah di Tol