Ganjar Pranowo: Kecerdasan Intelektual Tidak Selalu Buat Orang Jadi Sukses
Ganjar Pranowoo mengatakan kecerdasan intelektual tidak selalu membuat orang menjadi sukses
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan kecerdasan intelektual tidak selalu membuat orang menjadi sukses.
Hal itu dia sampaikan saat memberi kuliah umum di Universitas Sumatera Utara pada Jumat, (8/4/2022).
Di hadapan ratusan mahasiswa, Ganjar bercerita tantangan diskursus teknologi digital.
"Hari hari ini kebiasaan berganti. Pandemi telah membuat pergeseran dari berbagai aspek manusia yang harus segera disikapi. Tapi yakinlah kecerdasan intelektual tidak selalu membuat orang menjadi sukses, kita harus juga memiliki kecerdasan emosinal yang lebih jauh lebih berharga," ujar Ganjar.
Baca juga: Melawat ke Medan, Ganjar Napak Tilas Bung Karno di Istana Maimun
Ganjar mengatakan kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat membuat segala pekerjaan semakin mudah.
Namun kata dia, era globalisasi yang memudahkan pergeseran manusia dan barang membuat siapa saja harus siap dengan perubahan dan kompetisi.
"Kedepannya 35 persen jenis pekerjaan akan hilang pada 2025, namun 65 persen kompetensi baru berbasis online muncul," katanya.
Dengan kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, lanjut Ganjar, maka akan ada potensi lapangan kerja baru yang dapat menyerap 58 juta tambahan tenaga kerja cakap pada 2030.
Namun kata Ganjar, hal itu sulit dilakukan jika negera tidak mempersiapkan sumber daya manusia yang tanggap teknologi.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo, Ganjar, dan Anies di 5 Survei Capres Terbaru, Siapa Sering Unggul?
"Karena itu peningkatan SDM sangat penting, bagaimana dengan kemajuan teknologi orang bisa berjualan membuka perusahaannya sendiri, namun juga dengan kemajuan teknologi pekerjaan yang sudah ada bisa saja hilang," kata dia.
Ganjar pun menyatakan pentingnya pendidikan yang adaktif yang peka terhadap perubahan.
Terlebih belajar dimasa pandemi telah membuat perubahan mendasar bagi peserta didiknya.
Dia pun mengingatkan bagaimana arus globalisasi pasar dan tenaga kerja sangat mempengaruhi ekonomi dan persaingan SDM.
"Globalisasi membuat 14,2 juta tenaga cakap akan bermigrasi antar negara ASEAN bahkan dunia. Ini perlu kita persiapkan, bagaimana anak anak bangsa dapat bersaing. Maka jangan heran ketika nanti, akan banyak tenaga kerja asing yang datang ke sini, atau bahkan kita yang akan bekerja di luar negeri," ujar dia.