Demo Mahasiswa di Makassar Ricuh, Bakar Ban Blokade Jalan hingga Lempar Batu ke Gedung DPRD Sulsel
Ratusan mahasiswa dari berbagai kelompok menggelar aksi demonstrasi di pertigaan Jl AP Pettarani dan Alauddin Makassar, Senin (11/4/2022).
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ratusan mahasiswa dari berbagai kelompok menggelar aksi demonstrasi di pertigaan Jl AP Pettarani dan Alauddin Makassar, Senin (11/4/2022).
Di Jl AP Pettarani, jalanan ditutup oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Manajemen (STIEM) Bongaya. Massa aksinya sekitar 150 orang.
Kemudian tepat di pertigaan Jl Alauddin - Pettarani, aliansi dari mahasiswa Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP), STIE Nobel Makassar, dan STIE Tri Dharma Nusantara. Jumlah mereka sekitar 200.
Juga Organisasi Pergerakan Mahasiswa atau OPM menggelar aksi unjuk rasa.
Sekitar 50 meter ke arah Jl Alauddin dari pertigaan Jl AP Pettarani, tiga kelompok mahasiswa yang bergabung dalam satu aliansi bernama gerakan rakyat miskin kota.
Tiga kelompok tersebut yakni Komite Aktivis Mahasiswa Rakyat Indonesia atau KAMRI, HMI Cabang Makassar MPO, dan Himpunan Pelajar Mahasiswa Takalar. Jumlah mereka berkisar 100 orang.
Berjarak 50 meter ke arah timur, sekelompok mahasiswa dari Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin yang mengatasnamakan gerakan Asmara atau Aliansi Mahasiswa Bersama Rakyat.
Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Aksi Mahasiswa di Depan Gedung DPR RI Bubar dan Ruas Jalan Kembali Dibuka
Sekitar 100 orang menutup jalan. Juga membakar lima ban secara terpisah menutup dua ruas jalan.
Masih di Jl Alauddin, tepat depan gedung kampus UIN Alauddin, tiga kelompok mahasiswa dari Gowa juga menutup jalan dan membakar ban.
Ketiganya ialah HMI cabang Gowa Raya, PMII Gowa, dan IMM Gowa.
Sekitar 200 orang menutup jalan dan membakar ban bekas.
Mereka juga berorasi di atas mobil. Masing-masing kelompok tersebut membawa bendera organisasinya.
Tuntutan mereka semua ialah menolak penundaan pemilu 2024 dan juga perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo.
Selain itu, berbagai tuntutan seperti menstabilkan minyak goreng, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan juga ada yang menuntut Ketua DPR RI, Puan Maharani turun dari jabatannya.