Kepala Sekolah Injak Bahu Siswa SMAN 3 Amlapura
Aksi itu terjadi saat guru memberikan hukuman push up ke siswa yang tak disiplin, dan rambutnya panjang.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Video guru yang menginjak bahu siswa viral di media sosial. Aksi yang direkam siswa beberapa detik itu dilakukan seorang guru di sebuah SMAN 3 Amlapura, Kabupaten Karangasem saat memberikan hukuman push up ke siswa yang rambutnya panjang dan tidak rapi.
Informasi di lapangan, aksi itu terjadi saat guru memberikan hukuman push up ke siswa yang tak disiplin, dan rambutnya panjang. Sebelum diberi hukuman, siswa sempat diberikan arahan oleh guru agar memotong rambut. Tujuannya agar penampilan siswa terlihat bersih, rapi saat belajar.
Semua siswa menyetujui arahan guru. Bahkan pihak guru menawarkan hukuman push up 10 kali bagi siswa yang melanggar tata tertibnya. Perjanjian itu disepakati. Seusai upacara, guru mengecek siswa untuk memastikannya. Saat masuk kelas XI MIPA ada 12 siswa belum potong rambut.
Siswa tersebut diberi hukuman push up karena melanggar. Sang guru secara spontan (reflek) menginjak bahu siswa yang tidak sungguh-sungguh menjalani hukuman push up. Sebelum dihukum, guru sempat menanyakan alasan siswa belum potong rambut. Seandainya tak punya uang, guru akan memberi karena perekonomian masyarakat yang sulit di tengah pandemi Covid-19.
Kepala SMAN 3 Amlapura, Komang Sudiana, membenarkan jika dirinya daalam video itu. Itu terjadi spontan, saat memberi hukuman ke siswa yang melanggar tata tertib. Pihaknya memberi hukuman agar murid semakin disiplin serta patuhi tata tertib di SMAN 3 Amlapura.
"Saya baru sekitar setahun menjabat kepala sekolah SMAN 3. Sebagian murid tidak disiplin, sering melawan guru. Semua guru saya minta untuk menekan sifat disiplin terhadap murid. Tujuannya agar murid jadi disiplin serta SDM berkualitas," kata Komang Sudiana, Selasa (12/4).
"Karena melanggar akhirnya siswa tersebut diberi hukuman push up. Saya secara spontan (reflek) menginjak bahu siswa yang tak sungguh-sungguh menjalani hukuman," imbuh Komang Sudiana.
Pihaknya melakukan itu karena spontan. Tidak ada niat apa pun, selain membuat siswa disiplin.
Sudiana meminta maaf ke keluarga siswa, masyarakat, dan sesepuh di Seraya terhadap aksinya yang pakai kaki.
Pihaknya melakukan agar siswa semakin disiplin, patuh terhadap guru, dan tak melanggar peraturan sekolah.
"Harapannya agar disiplin dan jadi siswa berkualitas," imbuhnya.
"Tadi pagi saya dipanggil Kepala Disdikpora Provinsi Bali dan menanyakan kejadian tersebut. Saya sudah menjelaskan kronologis kejadiannya. Semuanya saya serahkan ke Disdikpora," tambah Sudiana.
Ketua Musyawarah Kerja Kapala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Karangasem, Wayan Sugiana mengakui adanya video viral. Aksi itu terjadi di SMAN 3 Amlapura.
"Keluarga siswa dan sekolah sudah bertemu. Hadir juga Babinsa saat proses mediasi," kata Wayan Sugiana, Selasa.
Kepala Disdikpora Karangasem, I Wayan Sutrisna, mengatakan, Disdikpora Karangasem tidak memiliki wewenang. SMA / SMK adalah wewenang Disdikpora Provinsi Bali. Namun begitu pihaknya mengimbau guru yang mengajar di Karangasem tidak melakukan hal serupa, dan bisa menahan emosi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.