16 WNI Asal Lampung yang Terdampar di Turki akan Dipulangkan 24 April: 'Semoga tidak Tipu-tipu Lagi'
Pihak KJRI telah meminta paspor, visa serta dokumen lainnya untuk pengurusan tiketing pesawat kepulangan mereka ke Tanah Air.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Sebanyak 16 Warga Negara Indonesia (WNI) asal Lampung yang terdampar di Istanbul Turki rencananya akan dipulangkan ke Tanah Air, Minggu (24/4/2022).
Pemulangan mereka difasilitasi pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Turki dan agensi Bambang Rusli Utomo (Bimo).
Seperti diketahui, sebanyak 16 WNI asal Lampung ini terdampar di Turki sejak November 2021.
Mereka dijanjikan pihak agensi bekerja di Polandia.
Namun sampai 17 April 2022, mereka tak kunjung diberangkatkan ke Polandia.
Warga Lampung ini justru terkatung-katung di Turki.
Pihak Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Lampung telah menghubungi para WNI ini di Turki dan menyarankan menemui KJRI.
BP2MI juga sudah menghubungi pihak KJRI di Turki. Dan pada Senin (18/4/2022), 16 WNI tersebut akhirnya mendatangi KJRI dan terjadilah komunikasi dengan pihak agensi.
"Tadi Pak Oky dari KJRI menelepon pihak agensi dan mulai besok sudah mulai diproses kepulangan kami ini. Kami tunggu tiket kepulangannya pada hari Minggu, 24 April 2022, dari pihak agensi Pak Bimo. Semoga kali ini benar, tidak tipu-tipu lagi," ungkap Muhamad Ikhwanul Muslimin, salah satu WNI asal Lampung Timur yang terdampar di Turki bersama 15 temannya.
Baca juga: Awalnya Dijanjikan Kerja di Polandia, Puluhan WNI Terdampar di Turki, 4 di Antaranya Warga Lampung
Ia menuturkan, pihak KJRI telah meminta paspor, visa serta dokumen lainnya untuk pengurusan tiketing pesawat kepulangan mereka ke Tanah Air.
Selain itu, Menteri Luar Negeri dan KJRI juga sudah berkoordinasi untuk proses pemulangan mereka.
Duta Besar RI untuk Turki Dr Lalu Muhammad Iqbal membenarkan jika pihaknya sudah menangani kasus 16 WNI asal Lampung yang terdampar di Turki.
"Sudah ada laporan tersebut. Sekarang sedang ditangani oleh KJRI Istanbul karena para korban ada di Istanbul. Kita masih melakukan pendataan dan pendalaman kasus," jelasnya melalui pesan WhatsApp, Senin sore.
Dia membeberkan, kasus atau kejadian semacam ini bukanlah yang pertama kalinya.