Dua Satpol PP Kota Medan Dituntut 2,5 Tahun Penjara, Ini Kasus yang Membelitnya
Dua Honorer Satpol PP Kota Medan Muhammad Nasir Alias Nasir dan Hanafi dituntut 2,5 Tahun penjara
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dua Honorer Satpol PP Kota Medan Muhammad Nasir Alias Nasir dan Hanafi dituntut 2,5 Tahun penjara di Pengadilan Negeri Medan, Sumatera Utara, Selasa (17/5/2022).
Tidak hanya berdua, Nasir dan Hanafi turut diadili bersama dua penjaga malam lainnya yakni Faisal dan Tri Marko Sufandi alias Marko.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Yovita Morina Tarigan menilai, keempat lelaki tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana pencurian dalam keadaan memberatkan melanggar pasal 363 Ayat (1) k-4 KUHP.
"Meminta supaya Majelis Hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa atas kesalahannya itu dengan pidana penjara masing-masing selama 2 tahun dan 6 bulan dikurangi seluruhnya dengan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa selama terdakwa berada dalam tahanan, dengan perintah agar terdakwa tetap berada dalam tahanan," ucap jaksa.
Baca juga: Sempat Divonis Sulit Hamil, Anisa Rahma Umumkan Mengandung Anak Kembar setelah 4 Tahun Menikah
Sementara itu JPU dalam dakwaannya menuturkan, bahwa perkara ini bermula pada 18 Desember 2021 lalu, saat PT Razasa sedang mengerjakan proyek finishing RSUD Medan Labuhan milik Pemko Medan.
Yang mana pada saat itu, PT Razasa dipercaya sebagai kontraktor dalam pengadaan barang dan perlengkapan RSUD dan sudah berjalan selama 3 bulan.
Untuk pengamanan, PT Razasa menempatkan 2 penjaga malam dan dipercayakan kepada terdakwa faisal dan terdakwa Tri Marko Sufandi yang bertugas menjaga bagian belakang RSUD.
"Sedangkan Pemko Medan juga menempatkan Satpol PP sebanyak 12 orang dibagi 4 shift (1x24 jam) termasuk terdakwa Hanafi, terdakwa Muhammad Natsir dan saksi Amirul," urai jaksa.
Baca juga: Pencuri Ponsel di Yogyakarta Minta Tebusan Berhubungan Badan Bila Korban Ingin Ponselnya Kembali
Awalnya, kata jaksa pada hari Sabtu tanggal 18 Desember 2021 sekitar pukul 17.00 WIB, terdakwa Faisal dan terdakwa Tri Marko tiba di RSUD untuk melaksanakan jaga malam.
"Karena masih ada pekerja maka serah terima dilakukan pada pukul 22.00 WIB dan pada saat terdakwa Faisal dan terdakwa Tri Marko, sedang berjaga di belakang gedung RSUD, lalu terdakwa Hanafi menelfon terdakwa Tri marko dan mengatakan 'bang ini ada barang yang bisa dijual, yang belum masuk serah terima' lalu terdakwa Tri Marko memberitahu terdakwa Faisal bahwa ada barang yang bisa dijual," ujr jaksa.
Kemudian, terdakwa Faisal dan terdakwa Tri Marko menuju pos depan menemui terdakwa Hanafi lalu terdakwa Hanafi menunjuk barang yang akan dijual tersebut dan mengatakan 'udah gak apa apa, yang ditanya nanti kan kami, serah terima kan ga ada'
Lalu keempat terdakwa mulai mencuri barang tersebut berupa 1 gulungan timah berbentuk bundar seberat 250 kg ke depan pintu gedung, lalu terdakwa Muhammad Nasir memundurkan mobilnya supaya memudahkan barang tersebut masuk ke dalam mobil.
Baca juga: Pria di Tangerang Ditangkap Karena Mencuri Aluminium: Begini Cara Pelaku
"Setelah barang tersebut masuk ke dalam mobil, lalu terdakwa Tri Marko menyuruh terdakwa Faisal dan terdakwa Muhammad nasir untuk menjual barang tersebut, sedangkan terdakwa Hanafi dan terdakwa Tri Marko tingkal di TKP," ucap jaksa.
JPU menuturkan, terdakwa Faisal tidak tahu kemana terdakwa Muhammad Nasir menjual barang tersebut dan diarahkan terdakwa Hanafi melalui telepon sehingga tedakwa Faisal dan terdakwa Muhammad nasir tidak kesulitan untuk menjualnya.