Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Tarmizi Jadi Guru ASN P3K Setelah 33 Tahun Mengabdi sebagai Honorer dan 7 Bulan Lagi Pensiun

Tarmizi juga menuturkan, selama 33 tahun mengabdi, dirinya cukup ikhlas dalam mengajar

Editor: Srihandriatmo Malau
zoom-in Kisah Tarmizi Jadi Guru ASN P3K Setelah 33 Tahun Mengabdi sebagai Honorer dan 7 Bulan Lagi Pensiun
Serambi Indonesia
Tarmizi, guru Bimbingan Konseling pada SMAN Modal Bangsa Arun Lhokseumawe, memperlihatkan SK pengangkatannya sebagai guru ASN P3K Pemerintah Aceh setelah 33 tahun mengabdi sebagai honorer menjelang 7 bulan lagi pensiun 

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Gemuruh tepuk tangan menggema di ruangan GOR Arun, saat nama Drs Tarmizi dipanggil untuk menerima surat keputusan (SK) pengangkatan sebagai guru ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Pemerintah Aceh.

Serambi Indonesia (Tribun Network) melaporkan itu terjadi saat penyerahan 499 SK dan surat perjanjian kerja (SPK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Cabang Dinas Pendidikan Lhokseumawe, Bireuen, dan Aceh Utara, di GOR Arun Lhokseumawe. Kamis, (19/5/2022).

Tarmizi adalah guru Bimbingan Konseling (BK) di SMAN Modal Bangsa Arun Lhokseumawe.

Ia telah mengabdi sebagai guru honorer selama 33 tahun 3 bulan.

Pria murah senyum yang sudah berusia 59 tahun ini pun tersisa masa kerjanya hanya tujuh bulan lagi sebelum memasuki masa purnabakti.

Sekda Aceh, Taqwallah yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri dan Kepala Badan Kepegawaian Aceh, Abdul Qohar mengucapkan selamat kepada Tarmizi saat menyerahkan SK pengangkatan.

Tarmizi membalasnya dengan senyum haru dan raut wajah bahagia.

Berita Rekomendasi

Usai menerima SK, Tarmizi mengaku sangat bahagia dan bersyukur kepada Allah Swt karena di akhir penantiannya yang panjang sebagai guru honorer, ia akhirnya diangkat juga sebagai ASN setelah dinyatakan lulus sebagai guru P3K Pemerintah Aceh.

"Alhamdulillah, penantian panjang saya jadi guru ASN meskipun P3K, akhirnya dikabulkan Allah," kata Tarmizi.

Tarmizi mengungkapkan, pada tes tahap pertama dirinya sempat lulus, tapi terjadi kesalahan teknis akibat mouse komputer yang ia gunakan.

Akibat hal itu, membuat strokenya kambuh, padahal saat bimbingan teknis P3KTarmizi memperoleh skor tertinggi.

"Tapi alhamdulillah, pada tahap kedua saya lulus."

"Mungkin ini cara Allah memberi rezeki kepada saya."

"Prinsipnya, kalau itu rezeki kita, insyaallah tidak akan tertukar dengan yang lain," ucap Tarmizi yang sudah memiliki empat orang cucu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas