Peringatan Bulan Bung Karno di Buleleng, Kisah Rai Srimben Tersimpan Jelas di Bale Agung
Saat dibesarkan oleh kakek dan neneknya, Rai Srimben tidak mengikuti pendidikan formal. Ia diajarkan oleh sang kakek untuk menguasai adat dan budaya.
Editor: cecep burdansyah
![Peringatan Bulan Bung Karno di Buleleng, Kisah Rai Srimben Tersimpan Jelas di Bale Agung](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/nyoman-rai-srimben.jpg)
Nyoman Rai Srimben, nama yang tidak asing lagi di telinga seluruh masyarakat Indonesia. Dari rahimnya, lahir Sang Proklamator, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Rai Srimben berasal dari Banjar Adat Bale Agung, Desa Pakraman Buleleng. Warga di tempat asalnya menilai, Nyoman Rai Srimben merupakan wanita yang santun, gemar menari dan pandai menenun.
Hingga saat ini, jejak kehidupan Rai Srimben masih tersimpan jelas di Banjar Adat Bale Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Rumah berukuran 5x5 meter itu telah direstorasi oleh Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Bali pada 2020 lalu, dan kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya, serta menjadi salah satu paket program City Tour Kota Singaraja.
Nyoman Rai Srimben adalah anak kedua dari pasangan I Nyoman Pasek dan Ni Made Liran. Saat usianya memasuki empat tahun, kedua orangtuanya bercerai. Sehingga ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya, yang lokasi rumahnya juga tidak jauh dari rumah orangtua Nyoman Rai Srimben terdahulu.
Saat dibesarkan oleh kakek dan neneknya, Rai Srimben tidak mengikuti pendidikan formal. Ia hanya diajarkan oleh sang kakek untuk menguasai adat dan budaya Bali. Memasuki umur sekitar 17 tahun, tepat saat umanis Galungan, Nyoman Rai Srimben menari di lapangan sekitar areal Pura Desa Adat Buleleng.
Saat menari itu, Raden Soekemi Sosrodihardjo (ayah Soekarno) rupanya memperhatikan. Seperti diketahui Raden Soekemi datang ke Buleleng, dan bekerja sebagai guru di sekolah rakyat (SR), yang kini diberi nama SDN 1 dan 2 Paket Agung.
Selama mengadu nasib di Bumi Panji Sakti, Raden Soekemi tinggal di sebuah kos-kosan, yang jaraknya tidak jauh dari kediaman Nyoman Rai Srimben.
Melihat kecantikan Nyoman Rai Srimben saat menari itu lah, Raden Soekemi jatuh cinta. Konon hubungan mereka tidak direstui oleh keluarga Nyoman Rai Srimben. Hingga keduanya memutuskan untuk menjalin asmara secara sembunyi-sembunyi. Raden Soekemi nekat membawa lari Rai Srimben, dan mempersuntingnya tanpa restu.
Raden Soekemi dan Rai Srimben sempat tinggal di rumah kos yang terletak di Banjar Paketan. Rai Srimben bahkan sempat melahirkan anak pertamanya, Raden Soekarmini. Sampai usia Raden Soekarmini sekitar dua tahun, mereka memutuskan untuk pindah ke Surabaya.
Tak Ada Kegiatan Khusus
Dalam Bulan Bung Karno yang jatuh pada Juni ini, keluarga besar Bale Agung tidak melaksanakan kegiatan khusus. Hal tersebut diungkapkan salah satu keluarga besar Bale Agung, Jro Mangku Made Arsana, Rabu (1/6).
"Kami tidak melaksanakan kegiatan apa-apa saat Bulan Bung Karno ini. Hanya ada upacara piodalan di Pura Desa Adat saja," ucapnya.
Terpisah, Pemkab Buleleng melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Buleleng mengagendakan beberapa kegiatan, sebagai momentum peringatan Bulan Bung Karno.
Kepala Badan Kesbangpol Buleleng Komang Kappa Tri Aryando mengatakan, kegiatan yang akan dilaksanakan berupa pameran produk unggulan daerah, seminar dan diskusi terkait kepemimpinan Bung Karno, lomba mewarnai, penebaran bibit ikan hingga lomba fragmen tari dan cipta lagu bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Buleleng. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan, Kamis (2/6) hingga (Kamis (30/6).
Kappa menyebutkan, khusus untuk penebaran bibit ikan dilaksanakan secara serentak di Bali. Khusus di Buleleng, kegiatan akan dipusatkan di Danau Buyan. Sementara untuk lomba-lomba lainnya akan dipusatkan di RTH Bung Karno, yang terletak di Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng. (ratu ayu astri desiani)
Baca juga: Mantan Bupati Karangasem di Periksa di Pengadilan Tipikor Terkait Pengadaan Masker