Ingus Laut di Teluk Bima NTB, Diduga Fenomena Algae Bloom, Apa Itu?
Diduga fenomena buih atau jelly di perairan Teluk Bima dihasilkan oleh plankton akibat kesuburan berlebih (Algae Bloom).
Editor: Garudea Prabawati
Dengan Nutrien yang terpendam di Teluk Bima, diduga berasal dari aktivitas manusia.
Penggunaan pupuk oleh manusia, diduga ikut larut di sungai-sungai yang mengalir ke Teluk Bima.
Hingga menyebabkan meledaknya populasi Phytoplankton sekitar 7 kali lipat dalam temuan laboratorium Pertamina, dan 9 kali lipat dalam temuan laboratorium DLHK.
"Sebenarnya plankton adalah unsur kehidupan laut, sangat baik bagi laut hingga menjadi makanan ikan dan biota laut lainnya, namun bila terlalu banyak, seperti ini hasilnya," ungkap Yusuf menunjuk Buih Ingus Laut.
Hasil dugaan Yusuf tentang pupuk penyebab ledakan plankton Phytoplankton ini juga diperkuat oleh hasil penelitian peneliti Amerika, Ngatia and Taylor.
"Eutrofikasi menyebabkan Agal Blooms atau ledakan populasi Phytoplankton jenis tertentu, and recreation water uses leading to significant economic consequences," (Ngatia and Taylor 2018).
Selain itu, akibat buih atau gel di Teluk Bima ini menyebabkan kerugian baik di bidang ekonomi perikanan maupun pariwisata.
Yusuf menyampaikan, ikan-ikan yang mati di Teluk Bima telah diperiksa secara ilmiah.
Diketahui jenis ikan yang mati merupakan ikan yang hidup di kolom air laut, atau mengambil oksigen tidak terlalu jauh dari permukaan.
Penyebabnya bakteri atau plankton yang tumbuh subur dalam jumlah besar itu mengkonsumsi oksigen. Serta, oksigen juga turut terjebak dalam buih atau gel.
Menyebabkan ikan kehabisan oksigen dan mati.
"Mati karena kehabisan oksigen, bukan keracunan," ungkap Yusuf.
Namun, untuk disisi pariwisata, tidak merenggut korban jiwa, tetapi pemandangan yang kurang sedap.
Diketahui bahan organik yang terdapat di gel atau buih tersebut tidak beracun bagi manusia, namun dapat menyebabkan kegatalan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.