Wapres Maruf Amin Borong Batik di Kampung Batik Cibuluh Bogor
Wapres Maruf Amin memborong hampir belasan batik di Kampung Batik Cibuluh.
Editor: Erik S
Sebab, proses demi proses harus dilakukan secara mendetail dan teliti.
"Kita kan buat dulu tulisannya di kertas. Baru kita tuangkan ke kain ini (kain membatik)," tambahnya.
Alhasil, perbedaan proses pembuatan itu pun, berdampak kepada harganyang ditawarkan dari dua jenis batik ini.
"Kalau tulis lebih mahal dibandingkan dengan batik yang cetak. Proses sih yang membedakannya," jelas Tika.
Terkait motif, di Kampung Batik Cibuluh ini, ada beberapa motif yang digeluti oleh para pengrajin batik yang ada.
Rata-rata, kata Tika, motif yang dibuat oleh para pengrajin memliki makna tersendiri.
Baca juga: Gerakkan Ekonomi Masyarakat, Menparekraf Sandiaga Ingin Batik Banyuwangi Miliki Daya Saing
"Kalau saya kan motifnya buah pala. Saya terinsipirasi dari buah pala yang terkenal. Jadi, ibaratnya batik saya pun harus mengikuti ketenaran dari buah pala di Bogor ini. Tapi secara keseluruhan ada kujang, kemudian bunga-bunga, dan banyak lagi," ungkap Tika.
Meski begitu, diakui Tika, saat ini ada beberapa kendala yang terus dibenahi di Kampung Batik ini terutama sistem penjualan.
"Kalau saya menjualnya di Instagram. Tapi, kadang kala kendalanya di situ. Sebab kan pengrajin batik di sini masih belum terlalu menguasi teknologi. Jadi ya kami berharap ada bimbingan lagi soal masalah tersebut," tandasnya.
Sementara itu, ketika disinggung ada ritual khusus membatik atau tidak, ditegaskan Tika, tidak ada proses seperti itu.
"Kalau itu gak ada di sini. Kita imajinasi aja kalau membatik. Kita tuangkan lewat batik imajinasi kita," tandasnya.
Penulis: Rahmat Hidayat
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Diborong Wapres Maruf Amin, Pengrajin Batik di Cibuluh Bogor Sumringah: Totalnya Rp 6 Juta Lebih
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.