Harimau di Pusat Rehabilitasi Dharmasraya Dilaporkan Mati
Hingga tanggal 13 April 2022, Puti Maua Agam kondisi sehat dan siap untuk dilepasliarkan ke habitat alaminya tapi setelah itu kondisi kesehatan turun
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Harimau Sumatera bernama Puti Maua Agam dilaporkan mati pada Rabu (8/6/2022) di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD).
Puti Maua Agam menjalani rehabilitasi sejak 11 Januari 2022 di PR-HSD setelah masuk kandang jebak di Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aie, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Selama menjalani rehabilitasi, PR-HSD secara rutin melaporkan perkembangan pemeliharaan dan perawatan satwa ke BKSDA Sumatera Barat.
Laporan kondisi kesehatan harimau sampai dengan tanggal 13 April 2022 menyatakan bahwa Puti Maua Agam dalam kondisi sehat dan siap untuk dilepasliarkan ke habitat alaminya.
Hal tersebut ditindaklanjuti oleh Balai KSDA Sumatera Barat dengan menyiapkan skenario pelepasliaran dengan melakukan kegiatan studi analisis kesesuaian habitat Harimau Sumatera di Sumbar.
Baca juga: Gakkum KLHK Wilayah Sumatera Tetapkan Mantan Bupati Bener Meriah Tersangka Penjualan Kulit Harimau
"Sebelum lepasliar, terpantau harimau mengalami penurunan status kesehatan dari tanggal 18-27 Mei 2022 dengan gejala penurunan nafsu makan dan minum," kata Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono, Kamis (9/6/2022).
Selain itu, feses lembek berwarna putih kapur serta terdapat luka di punggung yang sudah mengarah ke miasis.
Tim Medis PR-HSD telah melakukan penanganan medis dengan pemberian vitamin dan obat-obatan baik secara injeksi maupun oral.
"Kondisi harimau Puti Maua Agam sempat membaik ditandai dengan nafsu makan dan minum mulai normal, luka miasis membaik 70 persen serta perilaku kembali agresif dan responsive," kata Ardi Andono.
Pada tanggal 6-7 Juni 2022, dilaporkan kembali Puti Maua Agam mengalami penurunan kesehatan disertai sesak nafas dan pernafasan dangkal, hipersalivasi serta mulut berbuih.
"Tim Medis telah melakukan penanganan dengan pemberian atropine sulfat dan nebul salbutol, sehingga berhasil mengurangi buih dan hipersalivasi," kata Ardi Andono.
Setelah dilakukan penanganan yang maksimal, pada tanggal 8 Juni 2022 sekitar pukul 05.00 WIB tim medis menemukan harimau dengan kondisi sudah tidak terselamatkan di kandang perawatan PR-HSD. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Harimau Sumatera Puti Maua Agam Ditemukan Mati di Kandang Perawatan