Kolaborasi IA-ITB dan Kemensos RI Kelola Sampah Jadi BBM di Pulau Penyangga Kepri
Mensos Risma ingin daerah penyangga seperti Pulau Bertam dapat maju seperti wilayah di kota, apalagi pulau itu berhadapan langsung dengan Singapura.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Ikatan Alumi Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) berkolaborasi dengan Kementerian Sosial akan membangun bank sampah guna mengubah limbah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) di pulau-pulau penyangga wilayah Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Dalam kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Ketua Umum IA ITB Gembong Primadjaja ke Pulau Bertam yang ditempati Suku Laut, Risma melihat banyak sampah yang menggenang di penjuru pulau penyangga Kota Batam itu.
Itu menjadi salah satu pemicu ide pembangunan bank sampah, guna mengubah limbah menjadi BBM.
"Desainnya (bank sampah) ini kami bekerja sama dengan alumni ITB, jadi tidak hanya pemukiman saja yang kami perhatikan tapi semuanya," kata Risma di Kota Batam Kepulauan Riau, Rabu (8/6/2022).
Ketua Umum IA-ITB Gembong Primadjaja menyatakan dibutuhkan pendekatan kepada masyarakat, dalam proses pengerjaan bank sampah.
Menurut Gembong, masyarakat harus diberikan edukasi agar memahami rencana baik pemerintah.
Baca juga: Orangtuanya Tekun Kelola Bank Sampah, Anak-anak Ini Diganjar Beasiswa Pendidikan
"Karena tidak bisa dibuat tiba-tiba, masyarakat harus diedukasi perlahan," ujarnya.
Sedangkan alat untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar, ia mengatakan sudah tersedia.
"Untuk mesin mengubah sampah menjadi BBM itu sudah ada, tinggal kami bawa ke sini dari Pulau Jawa.
Untuk jenis BBM-nya nanti dari bank sampah itu adalah berupa bensin," ungkap Gembong.
Mensos Risma ingin daerah penyangga seperti Pulau Bertam dapat maju seperti wilayah di kota, apalagi pulau itu berhadapan langsung dengan negara tetangga Singapura.
"Memang tugas saya untuk kawasan tertinggal, terluar dan terpencil. Saya hanya menangani masalah perumahan awalnya, tapi kemudian dilihat oleh teman-teman alumni ITB ini bahwa kawasan ini bisa dikembangkan."
"Jangan dilihat kok jadi luas, karena kalau pengembangan itu nanti bisa berimplikasi (keterlibatan) positif terhadap pendapatan warga setempat," kata Risma.
Maka dari itu, dengan adanya pihak dari alumni ITB ini kata Risma dapat membantu menangani masalah bukan hanya sekadar rumah saja, tapi juga bagaimana rumah itu benar-benar ramah lingkungan kemudian sumber daya energinya terpenuhi.
"Dengan ITB ini komprehensif lengkap, karena sekali lagi saya tidak mau limbah domestik rumah tangga ini masuk ke laut. Tapi kalau untuk proses pengerjaan bank sampah, kami perlu membuat tempatnya dulu biar nggak kena hujan," ucap Risma.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.