Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Ketua RT di Wonogiri Ikuti Pengajian Khilafatul Muslimin: Tidak Baiat Maka Mati Dalam Kegelapan

Menurut warga, orang-orang kelompok Khilafatul Muslimin yang berada di sekolah tersebut tidak pernah berinteraksi dengan warga.

Editor: Erik S
zoom-in Kata Ketua RT di Wonogiri Ikuti Pengajian Khilafatul Muslimin: Tidak Baiat Maka Mati Dalam Kegelapan
ist
Polres Wonogiri mengungkap kasus dugaan tindak pidana penyelenggaraan pendidikan tanpa adanya ijin dari pemerintah yg diselenggarakan oleh Kelompok Khilafatul Muslimin di Desa, Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Selasa (7/6/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI -  Rudiyanto ketua RT di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Wonogiri, Jawa Tengah, mengatakan pernah mengikuti acara pengajian yang digelar Khilafatul Muslimin.

Kata Rudi, pengajian itu dilaksanakan sekitar tahun 2016.

Baca juga: Polisi: Anggota Khilafatul Muslimin dari Wiraswasta, Petani, Guru, Dokter hingga ASN

"Kalau tidak mau baiat, nanti mati dalam kegelapan atau jahiliyah. Walaupun selama hidup salat, puasa, amal, haji dan lain-lain. Kata pengisi pengajiannya seperti itu, saya tidak kenal," jelasnya, Kamis (16/6/2022).

Menurutnya, warga saat itu berpikiran pengajian yang digelar hanya pengajian biasa. Namun keanehan muncul saat membahas kewajiban baiat.

Bahkan, saat itu ada warga yang bertanya dalam pengajian malah dibentak. Selain itu diberi ketegasan jika tidak dibaiat maka akan mati dalam kegelapan.

Soal aktivitas di kelompok itu, kata dia, sehari-hari biasanya siswa mengaji hingga berolahraga. Selain itu, terkadang siswa diajak ke sawah untuk jalan-jalan.

Orang-orang yang berada di organisasi tersebut juga disebutnya jarang bersosialisasi dengan warga setempat, itu yang membuat warga tidak nyaman.

Berita Rekomendasi

"Warga memang tidak mau ada sekolah ini. Sudah memberi pernyataan kepada pihak terkait juga. Setelah ini dibubarkan, warga juga langsung memasang spanduk (penolakan) disini, saya juga ikut waktu itu. Banyak warga yang ikut," tandas dia.

Baca juga: Polres Subang Gandeng Solidaritas Ulama Muda Indonesia Jabar Antisipasi Khilafatul Muslimin

Warga sekitar, Sutrisno (55) mengatakan tidak mengenal anggota Khilafatul Muslimin.

Sejak awal warga setempat sudah tidak cocok dengan ajaran yang disampaikan oleh organisasi tersebut di sana.

Sebab di awal-awal organisasi tersebut masuk, pernah menggelar pengajian dan mengundang warga. Di situ, warga mulai mengetahui ajaran yang disampaikan.

Bahkan, sekolah tersebut sudah mulai melakukan kegiatan belajar mengajar. Awalnya hanya empat murid saja, seiring berjalannya waktu, jumlah murid bertambah menjadi 15 anak.

Baca juga: MUI Sebut Kelompok Khilafatul Muslimin Virus Berbahaya dan Rugikan Umat Islam

Salah satu warga sekitar, Sutrisno (55) mengaku tidak mengenal satu pun orang yang berada di sekolah milik organisasi tersebut.

Menurut kesaksiannya, orang-orang kelompok Khilafatul Muslimin yang berada di sekolah tersebut tidak pernah berinteraksi dengan warga.

"Orang-orangnya tertutup, jadi tidak kenal siapa orangnya. Begitu juga dengan anak-anak yang di sana. Semua warga tidak sepakat dengan ajaran di sana," kata dia.

Sutrisno mengatakan, ada usaha mengajak warga setempat bergabung dengan kegiatan di organisasi itu, namun dia tidak berani ikut.

Penulis: Erlangga Bima Sakti

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kesaksian Warga Soal Keberadaan Khilafatul Muslimin di Wonogiri: Tertutup, Ditolak Masyarakat

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas