TGNHS Tanam Pohon dan Pelepasan Elang Brontok Kerjasama Brimob Polri dan Antam UBPE Ponkor
Sebanyak 400 personil Korps Brimob Polri beserta anggota Kelompok Tani Hutan Cikaniki Sejahtera dan petugas Balai TNGHS terlibat dalam acara itu
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TGHNS) melakukan kegiatan pelepasliaran tiga ekor Elang Brontok (Nisaetus Cirrhatus) dan penanaman simbolis pohon asli Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), tepatnya di area Kolat Korps Brimob Polri Kawasan TN Gunung Halimun Salak, Bogor, Jawa Barat pada Senin (4/7/2022).
Rangkaian acara ini diikuti dengan penanaman sebanyak 1.000 bibit pohon asli TNGHS di blok Hutan Hanjawar, resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (PTNW) Gunung Botol, Seksi PTNW II Bogor, Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Sebanyak 400 personil Korps Brimob Polri beserta anggota Kelompok Tani Hutan Cikaniki Sejahtera dan petugas Balai TNGHS terlibat dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Balai TN Gunung Halimun Salak, Korps Brimob Polri dan PT Antam, Tbk., UBPE Pongkor dalam rangka mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem di TNGHS, hal ini disampaikan dalam Pers rilis resminya TNGHS.
Dalam sambutannya, Kepala Koordinator Instruktur AKBP Daulat Nainggolan menyampaikan bahwa selama ini Korps Brimob Polri telah secara rutin menggunakan kawasan TNGHS sebagai area latihan.
Baca juga: Terdengar Suara Dentuman Misterius di Jakarta, BMKG: Bukan Gempa, Diduga Petir di Gunung Salak
"Area ini dipandang memiliki kondisi biofisik yang ideal untuk pembentukan anggota Korps Brimob POLRI yang memiliki keterampilan dan kemampuan optimal dalam menjawab potensi tantangan tugas di area-area yang ekstrim," ungkap AKBP Daulat Nainggolan dalam keterangannya, Rabu (6/7/2022).
Plt. Kepala Balai TNGHS Dr. Pairah menyampaikan bahwa kawasan TNGHS memang dapat digunakan untuk area latihan personil Polri melalui mekanisme kerja sama strategis.
Dr. Pairah menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem hutan asli di TNGHS dengan berbagai fungsi ekologi, sosial dan ekonominya, sehingga dapat dinikmati bukan hanya oleh generasi kita saat ini, namun juga generasi-generasi penerus selanjutnya.
"Penanaman pohon bertujuan untuk mengembalikan area TNGHS yang telah mengalami kerusakan menjadi hutan kembali, sehingga akan kembali menjadi habitat yang baik bagi berbagai flora dan fauna lainnya sekaligus meningkatkan fungsi ekologi kawasan TNGHS antara lain sebagai pengatur tata air, penyerap karbon dan penghasil oksigen," jelas Dr. Pairah.
Adapun kegiatan pelepasliaran Elang Brontok merupakan upaya untuk mempertahankan keberadaan populasi raptor TNGHS sebagai salah satu predator puncak yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan TNGHS.
"Pelaksanaan kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat luas akan pentingnya menjaga kelestarian flora dan fauna asli TNGHS beserta ekosistemnya, sebagai sistem penyangga kelangsungan hidup manusia," kata Pairah.
Pada kesempatan ini, Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi, Ahmad Munawir menyampaikan bahwa kegiatan penanaman pohon asli TNGHS dan pelepasliaran Elang Brontok ini merupakan salah satu contoh kegiatan kolaborasi dalam pengelolaan kawasan konservasi.
Dimana acara ini didukung oleh berbagai kalangan dari Pemerintah Pusat dan daerah, Polri, kalangan swasta, masyarakat hingga media.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.