Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Aliran dan Ajaran Pondok Pesantren Majmaal Bahrain Shiddiqiyyah Jombang?

Simak ulasan mengenai aliran dan ajaran Pondok Pesantren Majmaal Bahrain Shiddiqiyyah Jombang dalam artikle ini.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Apa Aliran dan Ajaran Pondok Pesantren Majmaal Bahrain Shiddiqiyyah Jombang?
Istimewa
Simak ulasan mengenai aliran dan ajaran Pondok Pesantren Majmaal Bahrain Shiddiqiyyah Jombang dalam artikle ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Pondok Pesantren (ponpes) Majmaal Bahrain Shiddiqiyyah Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang tengah menjadi sorotan publik. 

Nama ponpes ini ikut diseret lantaran kasus dugaan pencabulan yang melibatkan anak pendiri dan pengasuh pesantren tersebut. 

Adapun Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyyah beraliran Tarekat Shiddiqiyyah. 

Di mana merupakan salah satu aliran tasawuf yang berkembang di Indonesia.

Dilansir Kompas.com, Tarekat Shiddiqiyyah pertama kali muncul di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sekitar tahun 1958.

Tarekat Shiddiqiyyah disebut sebagai aliran tarekat lokal karena tidak ditemukan di negara-negara lain di dunia.

Baca juga: Kronologi Mas Bechi Anak Kiai Jombang Tersangka Pencabulan Menyerahkan Diri Seusai 15 Jam Dikepung

Ajaran Tarekat Shiddiqiyah

Berita Rekomendasi

Tarekat ini merupakan ilmu tasawuf atau kebersihan jiwa. 

Banyak ajaran-ajaran dari Tarekat Shiddiqiyyah, seperti bertaqwa kepada Allah melalui ibadah salat, puasa, dan dzikir, serta beberapa tuntunan dalam kehidupan sosial.

Tarekat Shiddiqiyyah juga memberikan tuntunan untuk dekat dengan Allah melalui Dzikir Jahar Nafi Isbat.

Selain itu, ajaran Tarekat Shiddiqiyyah juga memberikan tuntunan agar manusia mengenal Allah dengan sebenar-benarnya melalui jalan Szikir Sirri Ismu Dzat.

Szikir Sirri Ismu Dzat sendiri dilakukan dengan berdiam diri dan duduk bersila serta lidah diletakkan di atas langit-langit lalu menyebut Allah sebanyak 500 kali setiap selesai salat.

Polisi berada di Ponpes Shiddiqiyyah dalam upaya menangkap MSAT, anak kian di ponpes tersebut. Simak profil Ponpes Shiddiqiyyah yang izinnya kini dicabut Kemenag.
Polisi berada di Ponpes Shiddiqiyyah dalam upaya menangkap MSAT, anak kian di ponpes tersebut. Simak profil Ponpes Shiddiqiyyah yang izinnya kini dicabut Kemenag. (Kolase Tribunnews)

Tarekat Shiddiqiyyah sebenarnya digolongkan ke dalam thariqah gairu mu'tabarah (tarekat yang tidak sah). 

Hal ini berdasarkan pandangan Jami'iyyah Ahli Tariqah al-Mu'tabarah Indonesia (JATMI) serta Nahdlatul Ulama (NU).

Shiddiqiyyah tidak dianggap sah karena dipandang sanad atau silsilah tarekatnya terputus.

Shiddiqiyyah disebut memiliki silsilah atau nasab yang panjang, dimulai dari Muhammad Rasulullah SAW melalui sahabat Abu Bakar As-Shiddiq hingga kepada Syeikh Amin al-Kurdi.

Sementara itu, Kiai Muchtar Mu'thi selaku pendiri terekat Shidiqiyyah menerima tarekat ini dari gurunya, Syeikh Syu'aib Jamali, sehingga silsilahnya dikatakan terputus.

Pendiri 

Diwartakan Tribunnews.com, Ponpes Shiddiqiyyah bernaung dalam organisasi induk Shiddiqiyyah atau disingkat Orshid. 

Dikutip dari laman resmi Orshid, Ponpes Shiddiqiyah dipimpin oleh K.H Muchamad Muchtar Mu'thi.

Adapun Kiai Muchamad Muchtar Mu'thi mulai memimpin pesantren ini sekira tahun 1970-an. 

Ia lahir di Jombang pada 14 Oktober 1928 atau 28 Rabiul Awal 1347 H.

Kiai Muchtar Mu'thi juga merupakan murid dari Syeikh Syueb Jamali Al Banteni.

Syeikh Syueb Jamali banyak mempengaruhi pemikiran Kiai Muchtar Mu'thi dalam mendirikan Tarekat Shiddiqiyyah di Jombang.

Mu’thi merupakan salah satu ahli tasawuf di Jawa Timur. 

Ia pernah menimba ilmu di Pesantren Rejoso (Darul Ulum) selama enam tahun.

Kemudian, Kiai Muchtar Mu'thi pindah ke Pesantren Bahrul Ulum di Tambak Beras, Jombang.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Daryono) (Kompas.com/Tri Indriawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas