AHY Silaturahmi ke Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur
Pimpinan pondok pesantren KH Fuad Habib Dimyathi atau yang dikenal sebagai Gus Fuad mengungkapkan kakek dan nenek AHY merupakan kerabat pesantren.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PACITAN - Dalam setiap kunjungannya ke daerah, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kerap mendapat sambutan luar biasa dari warga atau kelompok masyarakat.
Tak terkecuali saat AHY bersilaturahmi ke pondok pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur.
Dia mendapat sambutan hangat dari pondok pesantren ternama di Pacitan itu.
Pimpinan pondok pesantren KH Fuad Habib Dimyathi atau yang dikenal sebagai Gus Fuad mengungkapkan bahwa kakek dan nenek AHY merupakan kerabat pesantren Tremas.
Baca juga: Silaturahmi Demokrat-Gerindra, AHY & Prabowo Sepakat Bangun Komunikasi Agar Indonesia Makin Maju
Bahkan, menurut Gus Fuad, Kakek AHY atau ayahanda mantan Presiden ke-6 RI SBY yang bernama Sukoco, pernah ikut mengabdi sebagai pengajar Ilmu Sejarah dan Berhitung di Pesantren Tremas pada masa era kemerdekaan.
Ini diungkapkan Gus Fuad saat menerima AHY dan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang datang ke pesantren untuk membuka pawai obor keliling menjelang Lebaran Idul pada Minggu (9/7/2022).
Menurut dia ini merupakan tradisi pesantren yang sudah berjalan tanpa putus sejak setengah abad yang lalu.
Gus Fuad juga menyitir penuturan ayahandanya yaitu Kiai Habib bin Kiai Dimyathi At-Turmusi bin Kiai Abdul Manan bin Raden Ngabei Dipomenggolo yang mengungkapkan lebih lanjut bahwa Kakek AHY saat mengabdi di Pesantren Tremas waktu itu bernama Imam Azro’i.
Lalu saat yang bersangkutan masuk dunia kemiliteran, namanya diubah menjadi Sukoco.
Kemudian, lanjut Gus Fuad, saat SBY lahir di tahun 1949, Kiai Habib atau ayahanda Gus Fuad, juga ikut 'njagong' (menjenguk sambil bertandang lama -Jawa) di rumah SBY kecil.
Rumah tempat SBY lahir itu kemudian diwakafkan menjadi musholla yang hingga kini masih digunakan masyarakat di Desa Tremas.
AHY mengapresiasi sambutan hangat pimpinan maupun para santri ponpes Tremas.
Ia mengingatkan, "Inilah Islam kita, inilah Indonesia kita, nasionalis religius, agama dan negara itu bisa saling menguatkan karena nilai-nilainya juga sangat fundamental."
Khusus pada anak-anak muda, AHY menegaskan bahwa hal ini penting untuk dimengerti oleh generasi muda sebab jangan sampai kita makin ke sini makin mudah dipecah belah, dibentur-benturkan antar ideologi, negara dibenturkan dengan agama, Islam dengan Pancasila.
"Yang begitu-begitu harus kita cegah karena Indonesia ini milik kita semua dan umat Islam juga memiliki peranan yang penting untuk membangun toleransi sekaligus juga kebersamaan dengan sesama anak bangsa lainnya," katanya.
Pesantren Tremas merupakan salah satu pesantren tertua di tanah Jawa, berdiri tahun 1830. Pendiri Nahdhatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari dan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan pernah nyantri langsung kepada Kiai Mahfud At-Turmusi (1868-1920), atau kakak dari Kiai Dimyathi at-Turmusi, yang menjadi ulama tersohor sekaligus pensyarah di Masjidil Haram, Makkah dan Madinah.
Dalam usianya yang menjelang 200 tahun, pesantren Tremas hingga kini masih teguh mengedepankan mengedepankan pendidikan salaf Ahlu Sunnah Wal-Jamaah dan turut menjaga hubungan agama dan negara dalam bingkai NKRI.