Fakta Meninggalnya Prof Samekto Wibowo, Guru Besar UGM yang Terseret Arus Pantai Indrayanti
Fakta meninggalnya Prof Samekto Wibowo, Guru Besar UGM yang terseret arus Pantai Indrayanti Gunungkidul, Yogyakarta pada Sabtu (24/9/2022).
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
![Fakta Meninggalnya Prof Samekto Wibowo, Guru Besar UGM yang Terseret Arus Pantai Indrayanti](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ru-besar-fakultas-kedokteran-v.jpg)
Prof Samekto Wibowo meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.
4. Jabatan Terakhir Prof Samekto Wibowo
Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D. FRSPH. membacakan daftar riwayat hidup Prof Samekto secara singkat.
Dari pemaparannya, jabatan terakhir Prof Samekto Wibowo adalah Guru Besar Departemen Neurologi FKKMK UGM.
Baca juga: Tewas Karena Terseret Ombak, Guru Besar UGM Sempat Diselamatkan Tim SAR
![Prof Samekto Wibowo, Guru Besar UGM](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/prof-samekto-wibowo-guru-besar-ugm-8.jpg)
5. Dimakamkan di Klaten, Jawa Tengah
Jenazah Prof Samekto Wibowo disemayamkan di Balairung UGM, Minggu (25/9/2022) untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari civitas UGM.
Kemudian, almarhum dimakamkan di Pemakaman Keluarga Pondok Muharrikun Najaah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
“Atas nama keluarga besar Universitas Gadjah Mada, saya menghaturkan ungkapan duka cita mendalam atas berpulangnya almarhum Prof. Dr. dr. H. Samekto Wibowo, P.Far.K, Sp. FK(K), Sp.S(K),” ucap Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
6. Pengukuhan Guru Besar pada 2001
Almarhum Prof Samekto Wibowo pernah menyampaikan pidato pengukuhan guru besar pada 13 Oktober 2001 dengan judul Neuropati Diabetika dan Impotensia.
Dalam pidato tersebut Prof Samekto menyampaikan, neuropati diabetik adalah gangguan saraf akibat penyakit diabetes yang ditandai dengan kesemutan, nyeri, atau mati rasa dan dapat terjadi pada saraf di bagian tubuh mana pun dan lebih sering menyerang saraf di kaki.
Selain itu, kadar gula darah tinggi bisa menyebabkan saraf di seluruh tubuh mengalami kerusakan dalam jangka panjang.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)(KompasTV/Dea Devina)(TribunJogja/Hari Susmayanti, Muhammad Fatoni)
Artikel lain terkait Prof Samekto Wibowo