Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gempa Susulan Tapanuli Utara Terjadi Hingga 73 Kali, Ini Penjelasan Ahli Gempa

Ahli Kegempaan dari Institut Teknologi Bandung, Astyka Pamumpuni menyebut gempa susulan itu merupakan insiden yang umum.

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Erik S
zoom-in Gempa Susulan Tapanuli Utara Terjadi Hingga 73 Kali, Ini Penjelasan Ahli Gempa
Tribun Medan/Maurits Pardosi
Rumah ambruk di Desa Hutauruk Parjulu, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, akibat gempa bumi 6,0 SR, Sabtu (1/10/2022) dini hari. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteoroligi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi susulan yang terjadi di Tapanuli Utara, Sabtu (1/10/2022) hingga pukul 11.00 WIB ada sebanyak 73 kali.

Terkait itu, Ahli Kegempaan dari Institut Teknologi Bandung, Astyka Pamumpuni menyebut gempa susulan itu merupakan insiden yang umum.

Baca juga: Pemprov Sumatera Utara Kirim Bantuan Logistik kepada Korban Gempa Tapanuli Utara

"Aftershock/gempa susulan umumnya terjadi sering/banyak. Umumnya gempa susulan terjadi, hingga beberapa bulan, dengan magnitudo yang lebih kecil," kata Astyka kepada Tribunnews.com, Sabtu (1/10/2022).

Astyka menjelaskan terjadinya gempa susulan yang terhitung banyak itu karena sesar di Pulau Sumatera memang sesar yang aktif.

Secara harfiah, sesar adalah suatu rekahan pada batuan di mana bagian yang dipisahkan oleh rekahan akan bergerak kepada satu sama lain. 

"Karena Sesar Sumatera adalah sesar yang sangat aktif, maka gempa bumi terjadi di sekitar Sesar Sumatera adalah hal yang pasti," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Dia meminta kepada masyarakat di Tapanuli Utara, Sumatera Utara agar bisa mempersiapkan diri jika gempa susulan tersebut terus datang.

"Karena itu bagaimana kita mempersiapkan diri yang lebih penting," bebernya.

Baca juga: Gempa Susulan Terjadi 73 Kali di Tapanuli Utara, Warga Trauma Teringat Peristiwa Tahun 1987

Sebelumnya diberitakan, Warga Tapanuli Utara, Sumatera Utara trauma menyusul gempa bumi magnitudo 6.0 ada Sabtu (1/10/2022) dini hari.

Robert Pasaribu mengungkapkan dia sangat ketakutan karena pernah mengalami hal yang sama pada tahun 1987.

Penuturan warga Robert Pasaribu, bahwa gempa yang terjadi dini hari tadi membuatnya trauma.

Sebab saat dirinya duduk di kelas 3 SD gempa dengan guncangan kuat juga pernah melanda Tapanuli Utara.

Baca juga: 100 Personel Brimob Diterjunkan Bantu Korban Gempa di Tapanuli Utara, Kapolda Ikut Turun

Robert menceritakan, begitu terjadi gempa dini hari tadi, dirinya langsung bergerak dari kediamannya di Desa Silakkitang, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara menuju ke rumah keluarganya di Tarutung.

Tak hanya itu, begitu gempa terjadi sontak langsung membuat Tapanuli Utara gelap gulita sehingga membuat situasi mencekam. Kondisi itu lah yang membuatnya trauma.

Apalagi dampak gempa bumi dini hari tadi, rumah warga, jalan dan jembatan, fasilitas kesehatan, rumah ibadah dan fasilitas pendidikan serta gedung pemerintah mengalami kerusakan.

"Kalau kejadian seperti dinihari tadi, aku kembali diingatkan akan peristiwa pada tahun 1987. Saat itu, aku duduk di bangku kelas 3 SD. Kami langsung mengungsi saat itu. Kenangan itu tak bisa kulupakan," ujar Robert Pasaribu sambil memandangi dinding Jalinsum yang roboh akibat gempa.

Baca juga: UPDATE Gempa Tapanuli Utara - Terjadi Lebih dari 50 Gempa Susulan, 1 Korban Meninggal

Disampaikan Robert, saat gempa terjadi, lolongan anjing terdengar keras dan sejumlah ternak juga tidak bisa tenang.

Masyarakat berhamburan ke luar dari rumah masing-masing untuk mencari tempat perlindungan.

Bahkan, ada sejumlah masyarakat yang langsung menuju mobil dan siap siaga berangkat manakala hal lebih parah lagi terjadi.

"Kalau 1987 lebih parah, karena konstruksi bangunan tidak sebagus yang sekarang. Masyarakat banyak yang mengungsi karena diisukan Dolok Martimbang akan meletus," sambungnya.

"Walau tak sedahsyat tahun 1987, aku tetap trauma kalau ada gempa" tambahnya.

Sementara itu, hingga kini pemerintah masih berupaya mengumpulkan data dan melihat kondisi masyarakat di lapangan pascagempa dini hari tadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas