Data Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Simpang Siur, Emil Dardak Jelaskan Penyebabnya
Berikut penjelasan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak soal adanya simpang siur soal data korban tragedi Stadion Kanjuruhan.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menjelaskan perihal adanya simpang siur soal data korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang.
Menurut Emil, ada dua sumber data yang selama ini beredar di tengah-tengah masyarakat.
Pertama dikeluarkan oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan.
Emil mengambil contoh seperti pada Minggu (10/3/2022) pukul 09.30 WIB, BPBD melaporkan ada korban tewas sebanyak 158 korban tewas, 11 korban luka berat dan 280 lainnya luka ringan-sedang.
"Kemudian pada pukul 10.30 WIB, angka tersebut menjadi 174 korban tewas, luka berat tetap 11 orang, dan luka ringan-sedang 280an," katanya dalam video yang diterima Tribunnews.com.
Emil melanjutkan penjelasannya, pihaknya lalu mengecek ulang data BPBD dengan data yang dikeluarkan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Malang.
Baca juga: Komisi III DPR Nilai Kapolri Sigap Ambil Tanggung Jawab Insiden Maut di Kanjuruhan
Diketahui Dinkes menghimpun data dari 25 rumah sakit yang menampung para korban di Malang Raya.
"Di sini ditemukan rekapitulasi meninggal dunia 131 orang, luka berat 31 orang, dan luka ringan-sedang 253 orang," lanjut Emil.
Emil kemudian menggarisbawahi data yang dihimpun pihak BPBD dimungkinkan terjadi double counting atau penghitungan ganda.
Hal ini disebabkan karena adanya korban jiwa yang tidak bisa diidentifikasi atau tidak memiliki identitas.
"Seperti contoh di Rumah Sakit Wava Husada, Kabupaten Malang. Mereka ada 58 korban jiwa yang dibawa ke rumah sakit tersebut dinyatakan meninggal dunia."
Baca juga: Mahfud MD Akan Pimpin Rapat Lintas Kementerian dan Lembaga Bahas Tragedi Kanjuruhan Pagi Ini
"Kemudian sekitar 15 korban jiwa itu tidak bisa diidentifikasi lalu dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang agar ada koordinasi dengan tim Disaster Victim Identification yang ada di Polri," urai Emil.
Terakhir Emil, meminta masyarakat untuk sementara mengacu pada data yang dikeluarkan oleh pihak Dinkes Kota Malang terkait ada simpang siur data korban.
"(Meskipun) saat ini secara detail data terus dimutakhirkan dan belum dapat dinyatakan final," tandasnya, dikutip dari Instagram @emildardak.