Banjir Rendam 3 Kecamatan di Majene Sulawesi Barat, Diakibatkan oleh Sungai Saleppa yang Meluap
Sungai Saleppa meluap membuat 3 Kecamatan di Majene Sulawesi Barat terendam banjir dengan ketinggian muka air bervariasi antara 20 hingga 80 cm.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Bencana banjir melanda wilayah Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Kamis (27/10/2022).
Hujan deras yang melanda wilayah Majene selama enam jam mengakibatkan Sungai Saleppa meluap.
Sungai Saleppa meluap hingga ke permukiman warga sejak pukul 03.00 waktu setempat.
Dikutip dari bnpb.go.id, hingga kamis sore tiga kecamatan masih terendam banjir.
Ketiganya yakni Kecamatan Banggae, Kecamatan Banggae Timur dan Kecamatan Pemboangan.
Baca juga: Tanah Longsor dan Banjir di Filipina Tewaskan 13 Orang saat Badai Tropis Nalgae Menuju Selatan
Berdasarkan data sementara yang dihimpun BNPB, sebanyak 1.000 kepala keluarga dan 1.000 unit rumah warga terdampak banjir.
Banjir menggenang dengan ketinggian muka air bervariasi antara 20 hingga 80 cm.
Akibat banjir, warga terdampak memilih mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman.
Hingga kini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene beserta tim gabungan masih melakukan penanganan bencana.
Seperti mengevakuasi warga terdampak, melakukan pemantauan kondisi banjir dan berkoordinasi dengan pihak terkait guna melakukan penanganan lebih lanjut.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, Jumat (28/10/2022) wilayah Kabupaten Majene masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Selain Majene, potensi tersebut juga kemungkinan terjadi di Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Mamuju.
Baca juga: Akses Jalan Terputus akibat Longsor di Majene Sulbar, Andika Rela Rogoh Rp 150 Ribu Naik Katinting
Longsor Majene
Selain bencana banjir, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat juga dilanda tanah longsor pada Kamis (27/10/2022) sekira pukul 19.00 Wita.
Longsor terjadi tepatnya di Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana.
Dikutip dari Tribun-Sulbar.com, longsor dipicu labilnya tanah setelah hujan deras mengguyur wilayah Majene beberapa hari terakhir.
"Ini longsor baru, ini mi yang paling parah," kata Kepala Dusun Sumakuyu Halik.
Berdasarkan pantauan, hingga Jumat (28/10/2022) pukul 9.26 Wita, jalan Trans Sulawesi Barat tepatnya di Sangian, Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene lumpuh total.
Badan jalan tertimbun tanah dan bebatuan membuat kendaraan baik roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas.
Akibatnya, terjadi kemacetan panjang kendaraan baik dari arah Mamuju maupun dari Makassar.
Baca juga: Jalan Nasional Jalur Ciamis-Banjar Masih Berlaku Buka-Tutup Pasca Longsor di Tanjakan Cibeka
Kembali dikutip dari Tribun-Sulbar.com, terkait longsor yang menutup jalan utama provinsi ini, Pemprov Sulbar akan membuka jalur transportasi laut.
Tujuannya agar aktivitas ekonomi tetap berjalan.
Rencana membuka jalur transportasi laut disampaikan oleh Sekprov Muhammad Idris saat ditemui di Hotel Maleo Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Mamuju, Sulbar, Jumat (28/10/2022).
"Transportasi laut dibuka melalui Pelabuhan Palipi dengan Mamuju, sudah kita komunikasikan," kata Idris setelah kondisi jalur darat imbas longsor di Majene cukup parah.
Menurutnya, akan sangat berdampak jika jalur tersebut lumpuh total dalam jangka waktu lama, khususnya terkait kebutuhan pangan dan BBM.
"Pasti kita akan minta suplai dari Sulawesi Tengah," ungkap Idris.
Saat ini pembersihan masih dilakukan di lokasi longsor Desa Onang, Kecamatan Sendana, Majene.
"Laporannya masuk baru ada tiga alat berat masuk di lokasi dan ditambah lagi dua alat berat. Saya minta ditambah alat beratnya untuk membersihkan material longsor, apalagi ini tergolong longsor besar karena gunungnya bergeser," tandasnya.
(Tribunnews.com/Fajar)(Tribun-Sulbar.com/Habluddin Hambali/Hasan Basri)