Insiden Atap SD Runtuh Memakan Korban Jiwa, Ini Kata Sri Sultan HB X dan Disdik Gunungkidul
Seorang siswa meninggal karena insiden atap SD di Gunungkidul runtuh. Ini kata Sri Sultan dan Disdik Gunungkidul terkait insiden ini.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa berinisial FA meninggal dunia dalam insiden runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta pada Selasa (8/11/2022).
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan insiden ini telah ditangani oleh Pemda Gunungkidul.
"Koordinasinya kira-kira mereka perlu bantuan apa enggak. Kalau hal seperti itu semua kabupaten/kota ada (data kondisi bangunan sekolah)," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Sri Sultan juga menjelaskan struktur tanah di Gunungkidul dan Kulonprogo yang rawan terjadi bencana alam.
"Kalau Gunungkidul dan Kulon Progo ya memang longsor dan banjir. Itu karena struktur tanahnya seperti itu," ujarnya,
Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta berharap insiden serupa tidak terjadi di sekolah lain.
Baca juga: Polisi Lakukan Penyelidikan Terkait Runtuhnya Atap SD di Gunungkidul, 10 Saksi Sudah Diperiksa
Disdik mengimbau pihak sekolah untuk memantau kondisi bangunan secara berkala.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Disdik Gunungkidul, Nunuk Setyowati.
"Jadi setelah ada kasus itu (Atap SD Muhammadiyah Bogor ambruk), siangnya saya langsung membuat imbauan kepada seluruh kepala sekolah agar memantau dan memperhatikan fasilitas mengajar," ungkapnya dikutip dari Kompas.com.
Nunuk Setyowati ingin agar para orang tua siswa tidak khawatir saat menyekolahkan anaknya.
Menurutnya pemantauan kondisi bangunan perlu dilakukan oleh tim pengawas dan pihak sekolah.
"Kami ingin anak-anak itu belajar dengan tenang, jangan sampai orang tuanya was-was ketika menitipkan putra putrinya di sekolah," tambahnya.
Kini Disdik Gunungkidul bekerjasama dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul berusaha menghilangkan trauma yang dialami para siswa SD Muhammadiyah Bogor.
Trauma healing ini dilakukan agar para siswa tidak takut lagi pergi ke sekolah setelah insiden atap rubuh yang mereka alami.
"Jika ada anak yang sudah siap untuk kembali belajar, maka bisa diberikan layanan. Tapi yang utama trauma healing dulu," ujarnya.
Sebelumnya, insiden atap runtuh SD Muhammadiyah Bogor telah masuk proses penyelidikan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Gunungkidul.
Hal ini dibenarkan Kasatreskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro.
Baca juga: Ambruknya Atap Gedung SD Muhammadiyah Bogor Gunungkidul Bikin Siswa Alami Gangguan Sulit Tidur
Total sudah ada 10 saksi yang diperiksa dari pihak sekolah.
"10 saksi ini dari pihak sekolah, komite sekolah, serta pemborong yang mengerjakan bangunan," ungkapnya dikutip dari TribunJogja.com.
Ia menjelaskan dalam proses penyelidikan ini melibatkan tim ahli.
Tim ahli yang diundang berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Para ahli ini bertugas untuk menilai struktur bangunan SD Muhammadiyah Bogor.
"Tadi dari tim ahli sudah membawa sejumlah sampel untuk diperiksa lebih lanjut," imbuhnya.
AKP Mahardian Dewo Negoro mengungkapkan jika saat ini belum ada penetapan tersangka dalam insiden ini.
Menurutnya proses penyelidikan masih berlangsung dan polisi masih mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan.
Selain itu, ia juga belum dapat menyimpulkan apakah dalam insiden ini ada unsur kelalaian atau tidak.
Hasil pemeriksaan teknis dari tim ahli UGM akan menjadi pertimbangan dalam insiden ini.
Diketahui SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul masih disterilkan untuk keperluan penyelidikan.
Baca juga: Soal Atap SD Muhammadiyah Bogor Ambruk, 1 Anak Meninggal hingga Siswa Trauma
Proses belajar mengajar dan seluruh aktivitas sekolah ini untuk sementara ditangguhkan.
"Lokasi kejadian tetap kami amankan sampai ada pemeriksaan lebih lanjut," ujar Mahardian.
Salah satu dosen Teknik Sipil UGM, Muslikh yang juga menjadi tim ahli dalam insiden ini menjelaskan beberapa hal yang sedang diperiksa.
Struktur bangunan, dimensi, material, hingga kondisi kerusakan merupakan unsur yang diperiksa.
Selain itu, beberapa material sekolah ini juga turut diperiksa.
Pemeriksaan akan dilakukan di laboratorium Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM .
"Lamanya pemeriksaan tergantung pada kemampuan laboratorium," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Markus Yuwono) (TribunJogja.com/Alexander Aprita)