Polisi Lakukan Penyelidikan Terkait Runtuhnya Atap SD di Gunungkidul, 10 Saksi Sudah Diperiksa
Insiden atap SD Muhammadiyah Bogor yang memakan korban jiwa kini sudah masuk proses penyelidikan. Hingga saat ini sudah ada 10 saksi diperiksa.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Insiden runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta pada Selasa (8/11/2022) memakan korban jiwa.
Seorang siswa berinisial FA dinyatakan meninggal dunia setelah menjadi korban insiden ini.
Kini insiden atap runtuh SD Muhammadiyah Bogor telah masuk proses penyelidikan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Gunungkidul.
Hal ini dibenarkan Kasatreskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro.
Total sudah ada 10 saksi yang diperiksa dari pihak sekolah.
"10 saksi ini dari pihak sekolah, komite sekolah, serta pemborong yang mengerjakan bangunan," ungkapnya dikutip dari TribunJogja.com.
Baca juga: Ambruknya Atap Gedung SD Muhammadiyah Bogor Gunungkidul Bikin Siswa Alami Gangguan Sulit Tidur
Ia menjelaskan dalam proses penyelidikan ini melibatkan tim ahli.
Tim ahli yang diundang berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Para ahli ini bertugas untuk menilai struktur bangunan SD Muhammadiyah Bogor.
"Tadi dari tim ahli sudah membawa sejumlah sampel untuk diperiksa lebih lanjut," imbuhnya.
AKP Mahardian Dewo Negoro mengungkapkan jika saat ini belum ada penetapan tersangka dalam insiden ini.
Menurutnya proses penyelidikan masih berlangsung dan polisi masih mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan.
Selain itu, ia juga belum dapat menyimpulkan apakah dalam insiden ini ada unsur kelalaian atau tidak.
Hasil pemeriksaan teknis dari tim ahli UGM akan menjadi pertimbangan dalam insiden ini.
Diketahui SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul masih disterilkan untuk keperluan penyelidikan.
Proses belajar mengajar dan seluruh aktivitas sekolah ini untuk sementara ditangguhkan.
"Lokasi kejadian tetap kami amankan sampai ada pemeriksaan lebih lanjut," ujar Mahardian.
Salah satu dosen Teknik Sipil UGM, Muslikh yang juga menjadi tim ahli dalam insiden ini menjelaskan beberapa hal yang sedang diperiksa.
Baca juga: Insiden Runtuhnya Atap SD di Gunungkidul yang Memakan Korban Jiwa, Para Siswa Trauma ke Sekolah
Struktur bangunan, dimensi, material, hingga kondisi kerusakan merupakan unsur yang diperiksa.
Selain itu, beberapa material sekolah ini juga turut diperiksa.
Pemeriksaan akan dilakukan di laboratorium Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM .
"Lamanya pemeriksaan tergantung pada kemampuan laboratorium," ungkapnya.
Sebelumnya, seorang siswa berinisial FA dinyatakan meninggal dunia dalam insiden atap runtuh di SD Muhammadiyah Bogor.
Korban merupakan siswa laki-laki berusia 12 tahun warga Kelurahan Ngawu, Kapanewon Playen.
Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati membenarkan hal ini.
"Betul, meninggal sekitar pukul 21.00 WIB," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
FA merupakan siswa SD Muhammadiyah Bogor yang mengalami luka berat dalam tragedi runtuhnya atap sekolah.
Kini korban sudah dipulangkan ke rumah duka.
Baca juga: Atap SD Muhammadiyah di Gunungkidul Runtuh, Seorang Siswa Meninggal Dunia setelah Dirawat Intensif
Dikutip dari TribunJogja.com, dalam insiden runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor ini, FA merupakan satu-satunya korban luka berat.
Saat kejadian, FA berusaha melindungi teman-temannya dari runtuhan atap.
Namun, FA justru menjadi korban yang tertimpa reruntuhan.
Saat dilarikan ke RSUD Wonosari, FA dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Kondisi FA sempat membaik setelah mendapatkan penanganan intensif dari tim medis.
Saat malam hari, kondisi FA terus menurun dan menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 21.00 WIB.
Jenazah FA akan dimakamkan disebelah makam ayahnya.
Lurah Ngawu, Wibowo Dwi Jatmiko mengungkapkan jika ayah FA sudah meninggal belum lama ini.
FA diketahui tinggal bersama kerabatnya di Ngawu.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Markus Yuwono) (TribunJogja.com/Alexander Aprita)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.