TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Sheikh Zayed, Presiden pertama Uni Emirat Arab yang namanya diabadikan sebagai nama masjid di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dan Presiden Joko Widodo meresmikan Masjid Sheikh Zayed di Solo, Senin (14/11/2022).

Masjid Sheikh Zayed adalah replika dari masjid Sheikh Zayed Grand Mosque, Abu Dhabi, UEA sebagai hadiah untuk Presiden Jokowi, seperti diberitakan Tribunnews.

Nama lengkap Sheikh Zayed yaitu Sheikh Zayed ibn Sultan Al Nahyan.

Sheikh Zayed merupakan putra bungsu dari empat putra Sheikh Sultan ibn Zayed (pemimpin Abu Dhabi pada tahun 1922-1926).

Baca juga: Masjid Sheikh Zayed Solo Diresmikan, Kemenag: Akan Jadi Contoh Tata Kelola Masjid yang Profesional

Setelah ayahya meninggal, kepemimpinan Abu Dhabi dipegang oleh kakak tertuanya, Sheikh Shakhbout ibn Sultan (1928–1966).

Selama masa pemerintahan kakaknya, Sheikh Zayed menjabat sebagai gubernur Provinsi Timur Abu Dhabi pada tahun 1946-1966.

Sheikh Zayed menjadi Wakil Penguasa di Wilayah Timur Abu Dhabi, berpusat di oasis Al Ain pada tahun 1946, dikutip dari uae-embassy.org.

Pekerjaan itu melibatkan mengelola enam desa dan wilayah gurun yang berdekatan.

Meski pendapatan pemerintahannya sedikit, Sheikh Zayed berhasil membawa kemajuan di Al Ain dan membangun administrasi dasar.

Pada Agustus 1966, Sheikh Zayed menjadi Penguasa Abu Dhabi, dengan mandat untuk mengembangkan emirat secepat mungkin.

Baca juga: VIDEO Jokowi dan Presiden UEA Mohamed Bin Zayed Al Nahyan Resmikan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo

Pada tahun 1966, Shakhbout terbukti keras kepala dalam mengembangkan Abu Dhabi dan tidak tertarik untuk berpartisipasi dalam Dewan Negara Trucial.

Sheikh Zayed lalu mendapat dukungan dari keluarga untuk menggulingkan kakaknya.

Awalnya, ia mengambil alih kepemimpinan keuangan di antara Negara-negara Trucial.