Korban Ambruknya Atap SD Muhammadiyah di Gunungkidul Dipastikan Dapat Santunan dari Kemensos
Bantuan akan diberikan kepada siswa yang mengalami luka ringan hingga berat dan korban meninggal akibat ambruknya atap SD Muhammadiyah Bogor.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Korban dari ambruknya atap SD Muhammadiyah Bogor, Gunungkidul, DIY dipastikan dapat santunan dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Kabar tersebut dipastikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi.
"Pemerintah sudah ada kok mekanisme bantuannya, untuk Gunungkidul sudah diatasi Muhammadiyah sendiri dan ada bantuan dari Kemensos," ungkapnya saat ditemui usai resmikan Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Mengutip Kompas.com, bantuan tersebut akan diberikan kepada siswa yang mengalami luka ringan, berat, dan korban meninggal.
"Ada bantuan untuk meninggal sudah diberikan. Santunannya luka berat dan ringan sudah," lanjutnya.
Baca juga: Kasus Rudapaksa Bocah SD di Manokwari, Pelaku Sempat Imingi Korban dengan Makanan
Bantuan juga akan diberikan untuk perbaikan bangunan SD Muhammadiyah.
"Hari ini saya dan staf Kemensos akan berikan bantuan pembangunan fisiknya," pungkasnya.
Atap SD Ambruk Sebabkan 1 Siswa Meninggal
Sebelumnya diberitakan atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul ambruk.
Peristiwa tersebut menyebabkan belasan siswa SD yang berada di dalam ruangan dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Dua di antaranya dibawa ke RSUD untuk mendapatkan perawatan intensif.
Satu siswa boleh pulang dari RSUD.
Namun, satu lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Mengutip TribunJogja, belasan siswa lainnya pun harus mendapatkan penanganan trauma healing.
Penanganan tersebut karena banyak siswa yang trauma atas kejadian tersebut.
Kompas melansir, koordinator untuk tim trauma healing dari Fakultas Psikologi UAD, dan perwakilan dari MDMC DIY M. Nur Syuhada mengatakan, siswa ada yang mengalami panik, kesedihan, dan tak ingin belajar di SD tersebut.
"Kalau dari asesmen kemarin jelas ada trauma ya akibat musibah tersebut. Jenisnya ada yang panik, ada yang mengalami tidak ingin belajar lagi (ke SD Muhammadiyah Bogor) hingga kesedihan," ungkapnya.
Trauma healing akan dilakukan selama dua hari di Balai Kelurahan Playen.
Akan ada dua sesi, karena jumlah murid yang ikut sekitar 500 orang.
"Ini juga sekaligus assessment, pembagian secara kelompok dan didukung banyak fasilitator. Dari yang kami pahami memang jelas mengalami trauma," kata pungkasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Wisang Seto Pangaribowo)(TribunJogja, Yuwantoro Winduajie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.