Fakta-fakta Mayat Kaliders: Meninggal 6 Bulan Lalu, Saksi Cium Bau Busuk saat Proses Jual Beli Rumah
Fakta-fakta baru terungkap jika salah satu korban sudah meninggal sejak 6 bulan lalu atau pada Mei 2022. Fakta ini didapat dari keterangan saksi.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Satu keluarga yang beranggotakan empat orang ditemukan tewas di Citra Garden Satu Extention Blok AC 5 No 7, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore.
Adapun empat orang yang ditemukan tewas itu terdiri dari pasangan suami istri, anak, dan ipar
Sementara identitas keempatnya masing-masing suami RG (71), istri RM (66), anak DF (42), dan ipar BG (68).
Hingga saat ini motif tewasnya empat orang di Kalideres belum terungkap karena kasus ini masih dalam proses penyelidikan dan dibutuhkan kehati-hatian dalam menangani kasus ini.
Namun, ada temuan fakta baru jika korban telah meninggal 6 bulan lau atau sejak Mei 2022.
Berikut fakta-fakta terkait kasus meninggalnya satu keluarga di Kalideres 6 bulan lalu:
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Minta Kasus Kalideres Diselesaikan dengan Metode Scientific Crime Investigation
1. Polisi temukan petunjuk penting
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi menjelaskan ada petunjuk penting yang diceritakan oleh salah satu saksi yang merupakan mediator jual beli rumah.
Saksi tersebut bernama Budiyanto yang sempat mendatangi rumah para korban keluarga kalideres.
"Dua mediator, satu dari petugas atau pegawai koperasi simpan pinjam ini datang dan masuk ke rumah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) ini," jelasnya pada Senin (21/11/22022) dikutip dari Wartakotalive.com.
Budiyanto dan dua saksi lain datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.
Ketika masuk ke rumah dan mereka mulai mencium bau busuk.
Para saksi ingin bertemu dengan Reni Margareta yang namanya tertulis sebagai pemilik rumah.
Namun, saat itu mereka ditemui oleh anak Reni Margareta bernama Dian.
Dian mengatakan jika ibunya sedang tidur di kamar.
"Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak agar diantarkan masuk ke dalam kamar, begitu pintu kamar dibuka, pegawai tersebut masuk dan menyeruak bau yang lebih busuk," jelasnya.
Para saksi curiga jika sosok yang di depan mereka sudah meninggal karena tubuhnya agak menggemuk.
"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat," imbuhnya.
Baca juga: Meninggal 6 Bulan Lalu, Mayat di Kalideres Dianggap Masih Hidup, Disisiri Rambutnya dan Diberi Susu
2. Seorang korban meninggal sejak Mei 2022
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkap fakta baru jika salah satu korban Reni Margaretha sudah meninggal dunia sejak Mei 2022 lalu.
Reni Margaretha merupakan seorang ibu berusia 66 tahun.
Hal ini terungkap setelah keluar hasil digital forensik dari handphone para korban.
Para korban sempat berkomunikasi dengan seorang mediator jual beli rumah bernama Budiyanto.
"Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal dunia di rumah tersebut atas nama almarhum Budiyanto menghubungi para saksi untuk menjual rumah tersebut," ujarnya pada Senin (21/11/2022).
Baca juga: Ralat Soal Periksa Saksi Terkait Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Polisi: Bukan Anak Tapi Adik
3. Mayat masih disisir dan diberi susu
Budiyanto yang menjadi saksi dalam kasus ini juga menceritakan jika ia sempat berkomunikasi dengan Dian anak dari Reni Margaretha.
Dian yang juga menjadi korban dalam kasus ini saat itu masih hidup dan membantah pernyataan Budiyanto jika Reni Margaretha sudah meninggal.
Selain membantah, Dian mengaku masih rutin menyisiri rambut ibunya dan memberikan susu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan ke Budiyanto.
"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," jelasnya pada Senin (21/11/2022).
Dengan keterangan ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan dan bekerja sama dengan ahli untuk mengetahui kondisi kejiwaan Dian yang menjadi korban.
"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," imbuhnya.
Baca juga: Polisi Masih Teliti Temuan Barang di TKP Rumah Keluarga yang Tewas Mengering di Kalideres
4. Polisi libatkan banyak ahli
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan penyeban kematian satu keluarga ini belum dapat terungkap karena itu mereka melibatkan banyak ahli.
Beberapa ahli yang dilibatkan seperti ahli psikologi forensik, laboratorium forensik, kedokteran forensik, dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).
Ahli serangga juga dilibatkan karena ada temuan belatung di rumah korban.
Bahkan kata Hengki, dari temuan baru dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) Rabu (16/111/2022) polisi menemukan belatung di rumah korban.
Ia mengatakan belatung yang ditemukan di TKP dapat menjadi petunjuk terkait waktu kematian korban.
“Apa perlu kita undang ahli entomologi, ahli serangga karena kami temukan belatung, nanti bisa arahkan kapan meninggalnya nanti, ini contohnya,” jelasnya dikutip dari Wartakotalive.com.
(Tribunnews.com/Mohay/Abdi Ryanda) (Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.