Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bangunan Masih Utuh saat Tebing Setinggi 30 Meter Longsor, Kisah Misterius hingga Sosok Pemiliknya

Bangunan berwarna krem ini diketahui masih utuh, tidak ikut tergerus saat tebingan setinggi 30 meter melahap korban jiwa.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bangunan Masih Utuh saat Tebing Setinggi 30 Meter Longsor, Kisah Misterius hingga Sosok Pemiliknya
TribunnewsBogor.com/ Rahmat Hidayat
Bangunan yang berada di atas tanah longsor Jalan Raya Cipanas-Puncak, Desa Cibereum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Ternyata milik juragan keramik. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kecamatan Cugenang merupakan salah satu wilayah yang terdampak paling parah akibat gempa bumi magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu.

Tercatat hingga Kamis (24/11/2022), korban meninggal dunia akibat bencana gempa di Cianjur, menjadi 272 korban dari sebelumnya 271 korban.

Baca juga: CERITA Pimpinan Ponpes Kampung Cisarua, Ingin Memperingatkan Santri Namun Gedung Keburu Longsor

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto mengatakan, penambahan korban meninggal dunia setelah ditemukan jenazah atas nama Nining berusia 64 tahun.

"Karena hari ini, ditemukan jenazah atas nama Ibu Nining, umur 64 tahun," kata Letjen Suharyanto dalam konferensi pers, Kamis (24/11/2022).

Dari 272 korban tersebut, sebanyak 165 jenazah sudah dapat diidentifikasi.

Sementara 107 korban lainnya masih dalam proses identifikasi dan pencarian identitasnya.

Berita Rekomendasi

Untuk korban hilang, kini menjadi 39 orang.

Rinciannya, 32 orang adalah warga Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur serta tujuh warga yang kebetulan melintas dan menjadi korban.

"Untuk korban hilang, sudah terindentikasi nama dan keluarganya sehingga memudahkan pencarian oleh tim SAR gabungan," ujar Suharyanto.

Jenderal bintang tiga itu juga merinci jumlah korban luka-luka yang kini mencapai 2.046 orang.

Sementara jumlah warga yang mengungsi akibat gempa sebanyak 62.545 orang.


Adapun dampak material yang dilaporkan hingga Kamis hari ini, ada 56.311 rumah rusak.

Dari jumlah tersebut, kata Suharyanto, sebanyak 22.267 rumah dalam kondisi rusak berat.

"Sebanyak 11.836 rumah rusak sedang dan 22.208 rumah rusak ringan," lanjut Suharyanto.

Baca juga: Tingkah Laku Tak Biasa Istri dan Putri Ahman Sebelum Hilang Diduga Tertimbun Longsor

Bangunan Masih Utuh di Lokasi Longsor Jalan Raya Cipanas-Puncak

Dari sekian banyak bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa Cianjur, ternyata ada satu bangunan yang tersisa tepatnya di lokasi longsor Jalan Raya Cipanas-Puncak, Desa Cibereum, Kecamatan Cugenang.

Bangunan berwarna krem dengan genting material seng itu dilengkapi bangunan mirip kolam renang di sampingnya.

Bangunan ini diketahui masih utuh, tidak ikut tergerus saat tebingan setinggi 30 meter melahap korban jiwa.

Keberadaan bangunan ini tampak mencolok lantaran posisinya yang berada di atas perbukitan.

Warga menyebut bangunan yang tersisa sebagai rumah singgah GS.

Rumah singgah GS ini diambil dari nama pemiliknya yakni Ganda Sugita, seorang warga yang berasal dari Cianjur.

"Bangunan itu itu milik GS. Sering dijadikan rumah singgah dari dulu. GS itu nama pemiliknya," kata Yanto (62) warga Jalan Nagrak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur dijumpai di lokasi longsor, Kamis (24/11/2022).

Yanto yang juga sebagai pemilik warung yang tergerus tanah longsor bercerita, bahwa rumah singgah ini sudah lama tidak ditempati.

"Ya ada mungkin dari tahun 80-an atau sekitar 90 an lah ga ditempatin. Sekarang-sekarang saya jarang melihatnya lagi," ungkapnya.

Kisah misterius

Yanto mengungkapkan, bangunan yang berada di atas bebukitan ini awalnya merupakan lahan kosong.

Lahan kosong itu memang merupakan daerah resapan air di kawasan ini yang juga banyak ditumbuhi oleh pepohonan rindang.

Baca juga: Cugenang Wilayah Terdampak Parah Gempa Cianjur Masih Terisolir, Bantuan Minim

Namun, GS yang juga sebagai juragan keramik saat itu, membeli lahan yang luasnya sekitar 3 haktare.

"Lahan kosong terus dibeli sama GS. Baru dibangun dan dikelola beberapa bangunan," ungkapnya.

Namun, GS yang terkenal sebagai juragan keramik, tidak bertempat tinggal di lahan yang ia beli sebelumnya.

GS memilih singgah di lahan itu terhitung sekitar satu minggu sekali.

"Ga tau udah berapa lama beli itu. Dulu, kudanya juga banyak. Dulu ada kuda ketika sering kesini. Ada seminggu sekali ya kalau kesini," tambahnya.

Namun, kejadian misterius membuat GS tidak kembali mengunjungi bangunannya itu.

GS memilih penjaga yang merupakan warga Cibereum untuk mengelola lahan miliknya itu.

"Kalau cerita mah banyak. Katanya ada tiga kali orang yang ngalungin golok ke GS. Mungkin itu yang buat GS ga sering kesini lagi," kata Ahman yang juga pemilik warung yang tergerus tanah longsor.

Namun, alih-alih dipercaya untuk menjaga bangunannya, GS justru dikhianati dengan penjaga yang menjual beberapa pohon di areal tersebut.

"Dulu banyak banget pohon duriannya. Tapi, ya itu sisa satu terus lama-lama habis. Itu sih dijualin rame ceritanya. Ga tau kenapa," tambahnya.

Seiring berjalannya waktu GS kini memilih menetap bersama keluarganya di Kota Bandung.

Saat ini, diakui Ahman, rumah singgah ini hanya dikunjungi oleh ahli waris dari GS.

"Mungkin sudah usia juga ya. Jadi GS milih diam di Kota Bandung sama anaknya. Kalau sekarang ahli warisnya atau siapanya memang sering kesini," tandasnya.

Baca juga: KISAH Pilu Korban Gempa Cianjur, Yuyun Tersiram Minyak Panas dan Tertimpa Reruntuhan Plafon Rumah

Penjaga Bangunan Selamat

Yanto bercerita, penjaga vila yang tinggal di sana kabarnya selamat dan sudah dibawa ke Bandung oleh keluarga GS.

"Sekarang mah sudah kosong itu enggak tahu ke mana yang jaga. Dengar-dengar sih dibawa ke Bandung sama keluarga GS," kata Yanto, warga sekitar dikutip dari Wartakotalive.com, Kamis (24/11/2022).

Meski bangunan masih terlihat utuh, bagian belakang vila sudah tergerus longsor sehingga tidak layak dan berbahaya untuk ditinggali.

Kata Yanto, vila tersebut sering digunakan tahun 1980-an sebelum dirinya berjualan di kawasan tersebut.

Sepengetahuannya, tidak disewakan. Hanya keluarga dan kerabat SG sesekali datang ke vila.

"Jadi jatuhnya bukan vila kali ya. Tapi rumah singgah. Mereka biasa ke sana saat liburan saja," jelas Yanto.

Bangunan yang persis di atas bukit itu cukup luas disertai kolam renang yang panjang.

Lokasi longsor di Cugenang, Cianjur atau Jalan Raya Cipanas - Cianjur. Longsor menimbun belasan warung makan, warung kopi, rumah warga, Villa dan restoran ikan bakar. Kini tinggal timbunan tanah lapang. Korban-korban belum berhasil dievakuasi. Hingga Rabu (23/11/2022), baru satu jenazah ditemukan dari timbunan longsor.
Lokasi longsor di Cugenang, Cianjur atau Jalan Raya Cipanas - Cianjur. Longsor menimbun belasan warung makan, warung kopi, rumah warga, Villa dan restoran ikan bakar. Kini tinggal timbunan tanah lapang. Korban-korban belum berhasil dievakuasi. Hingga Rabu (23/11/2022), baru satu jenazah ditemukan dari timbunan longsor. (TRIBUNNEWS/YULIS SULISTYAWAN)

Di bawah jalan yang mengarah ke bukit, terdapat sebuah plang berwarna kuning yang bertuliskan "Hati-hati Rawan Longsor".

Saat tahun 1990-an vila di bukit itu sudah jarang disinggahi lagi lantaran si pemilik GS sudah meninggal dunia.

Kerabat GS terlihat hanya sesekali mengunjungi vila tersebut.

Secara pribadi, Yanto tak mengenal sosok GS. Namun, ia menjelaskan bahwa GS ialah sosok pengusaha ternama di Cianjur.

GS bukan hanya pemilik vila, tapi juga bukit tiga hektare lokasi bangunan itu didirikan.

Namanya cukup tersohor lantaran memiliki toko keramik di Cianjur di saat kabupaten tersebut belum memiliki toko keramik.

Bahkan, GS disebut-sebut merupakan orang kaya di Cianjur.

Baca juga: Daftar 12 Kecamatan Terdampak Gempa Bumi di Cianjur: Cugenang & Cianjur Kota Terdampak Paling Parah

Kini sebagian lahan bukit mengalami longsor karena gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo.

Longsor itu diketahui menelan puluhan korban jiwa.

Yanto sendiri merupakan penyintas longsor gempa bumi Cianjur. Nyawanya hampir melayang.

Untungnya, Yanto sigap melihat runtuhan tanah berbentuk bola menggelinding dari bukit usai peristiwa gempa terjadi.

Ia pun berlari secepat mungkin menjauhi bukit dan melihat detik-detik tanah melahap warungnya.

Bukan hanya warung Yanto yang raib, dua anggota keluarganya yang berada di dalam warung tersebut juga masih tertimbun longsor.

Istri dan anak Yanto belum sempat menyelamatkan diri saat peristiwa naas tersebut terjadi.

4 Jasad Guru TK Al Azhar Ditemukan

Informasi terkini, empat jasad yang tertimbun tanah longsor di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akhirnya ditemukan, Jumat (25/11/2022) sekitar pukul 08.00 WIB.

Keempat korban adalah rombongan guru dan karyawan KB-TK Islam Al-Azhar 18 Cianjur.

Mereka diketahui berangkat menggunakan mobil TK Al-Azhar 18 Cianjur usai melakukan kegiatan penanaman pohon bersama Bupati Cianjur di Wilayah Sarongge, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.

Keempat jasad korban dievakuasi Tim Search and Rescue (SAR) yang sudah tertimbun sejak hari Senin (21/11/2022) saat gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur.

Hadi Kusmayadi, guru SMP Al-Azhar Cianjur mengatakan, empat orang guru TK yang berangkat bersama ini, ditemukan dalam posisi yang berdekatan.

"Jenazah sudah terlempar, cuman semuanya menyatu dalam satu tempat," kata Hadi dijumpai TribunnewsBogor.com di lokasi longsor, Jumat (25/11/2022).

Hadi yang menyaksikan evakuasi langsung ini menjelaskan, keempat jasad yang ditemukan berdekatan ini, terlempar sampai areal sungai.

Kegiatan tahlilan oleh warga pengungsi di tenda pengungsian di Kampung Salaeuri, Desa Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (24/11/2022)
Kegiatan tahlilan oleh warga pengungsi di tenda pengungsian di Kampung Salaeuri, Desa Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (24/11/2022) (Tribun Jabar/Muamarrudin Irfani)

"Posisi sudah kelempar dari mobil. Posisinya berdekatan dengan sungai, ada pohon yang roboh. Disitu titik mereka ditemukan," ungkapnya.

"Mereka itu rombongan menggunakan mobil yayasan kami (Al-Azhar). Isinya 2 orang laki-laki satunya anak kecil. Sisanya 6 guru perempuan," imbuhnya.

Dari empat orang jasad ini, kata Hadi, satu jasad yang merupakan Guru TK Al-Azhar ditemukan sedang mendekap anaknya.

"Yang pertama ditemukan adalah Bu Yayah sama anaknya lagi mendekap. Yang kedua Bu Tati, ketiga Pak Handika dari bendahara TK Al Azhar, kemudian ibu kami Kepala Sekolah TK Al Azhar 18 Cianjur," jelasnya.

Untuk sisa jasad lainnya, sudah berhasil ditemukan tinggal menunggu untuk proses evakuasi.

"Yang lain berarti sisa 4 orang. Sudah ditemukan tinggal menunggu diangkat. Untuk bangkai mobilnya masih belum ditemukan," ungkapnya.

Sementara itu, Ayi Kusnadi karyawan TK Al-Azhar 18 Cianjur meminta masyarakat untuk mendoakan semua jenazah yang turut menjadi korban ganasnya gempa bumi Cianjur.

"Mohon doanya kepada masyarakat untuk mendoakan para jenazah," ujarnya.

Baca juga: Terima 85 Pasien Korban Gempa Bumi Cianjur, 4 Orang Meninggal di RS Bunut Sukabumi

1.408 Personel cari 39 Korban

Sementara itu sebanyak 1.408 personel dikerahkan pada operasi SAR gempa Cianjur, Jumat (25/11/2022).

Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi mengatakan mayoritas korban tertimbun tanah longsor.

Sementara covered area longsor cukup luas dengan kedalaman bervariasi.

Selain itu, hujan yang intens mengguyur, serta adanya gempa susulan menjadi tantangan bagi tim SAR.

"Tim SAR berusaha mengurai tanah longsor dan membongkar bangunan-bangunan di bawahnya yang diduga kuat terdapat korban," ujar Henri melalui keterangan tertulis, Jumat (25/11/2022).

Tim SAR dibagi menjadi 3 kelompok. Tim A bekerja di area warung sate Shinta. Tim ini dibagi menjadi dua shift.

Shift 1 dengan kekuatan 241 Personel dan 5 search dog. Shift 2 dengan 245 Personel dan 4 personel technical search peralatan life detector.

Tim B beroperasi di area Cijendil RT 03 RW 1 Kecamatan Cugenang dengan kekuatan 472 Personil, 4 search dog, dan 4 personil technical search peralatan life detector.

Sementara Tim C, beroperasi di Kampung Cicadas, Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang dengan kekuatan 480 personil, 2 search dog, dan 4 personil technical search peralatan life detector.

Total personel yang terlibat tercatat 1.408 orang dari Basarnas maupun Potensi SAR yang berasal dari 192 instansi dan organisasi.

Sesuai data, fokus operasi SAR mencari 39 korban yang hilang atau dalam pencarian.

Tim SAR juga mengerahkan peralatan berat, yaitu 2 unit excavator.

Selain itu, menggunakan peralatan alcon atau penyembur air untuk mengikis atau menggerus timbunan tanah longsor.

Selain itu, tim SAR Dog juga terus menerus menyisir kawasan untuk mengetahui titik-titik dugaan para korban berada.

Hari ini juga, tim helikopter Basarnas juga akan melaksanakan droping logistik berupa terpal, paket keluarga, paket balita, beras, dan air mineral di wilayah terisolir, antara lain Kecamatan Cugenang, Desa Bunikasih, Kecamatan Warung Kondang, Kampung Cikadal, Desa Nyalindung, Kampung Pasir Sapi, Kecamatan Mangunkerta, dan Kecamatan Sarampad.

Seperti diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) siang pukul 13.21 WIB.

Pusat gempa pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 6.84 LS,107.05 BT atau tepatnya di sebelah barat daya Kabupaten Cianjur.

Selain korban jiwa, bencana itu mengakibatkan kerusakan material di 97 desa di 15 kecamatan.

Data korban per 24 November 2022, korban hilang atau dalam pencarian sebanyak 39, korban meninggal dunia 272 orang, korban luka-luka 2.046 orang, dan mengungsi sebanyak 62.545 orang.
(Tribunbogor) (WartaKotalive.com) (Tribunnews.com/Rahmat Hidayat, Fahdi Fahlevi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas