Pesan Mulia Sopir Ambulans di Gempa Bumi Cianjur: Anggap Korban yang Ditangani adalah Keluarga
Tak hanya menolong korban terdampak, Asep yang merupakan sopir ambulans dari Rumah Zakat Action Kota Bandung dengan rela mengantar jasad-jasad korban
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Asep (42) yang berprofesi sebagai sopir ambulans tidak bisa tinggal diam melihat bencana alam gempa bumi yang memporak porandakan sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) lalu.
Terhitung sudah empat hari Asep bertugas untuk menolong para korban terdampak gempa bumi ini.
Tak hanya menolong korban terdampak, Asep yang merupakan sopir ambulans dari Rumah Zakat Action Kota Bandung dengan rela mengantar jasad-jasad korban yang sebelumnya tidak terselamatkan.
Baca juga: Proses Evakuasi Korban Longsor Gempa Cianjur di Desa Cijedil Dihentikan Sementara Akibat Hujan Deras
Kepada TribunnewsBogor.com, pria yang semula merupakan sopir taksi ini mengaku, dirinya tidak tega ketika melihat para relawan lainnya berjibaku di medan bencana.
Saking tidak teganya, dirinya mengajukan sendiri ke tempat relawan dia bernaung.
"Hari pertama kejadian saya sedang di Jakarta. Saya langsung hubungi kantor saya buat saya langsung ke bencana. Diizinkan, dan keesokan harinya saya berangkat," kata Asep (42) sopir ambulans dari Rumah Zakat Action Kota Bandung.
Ketidak tegaan dirinya melihat bencana besar ini, menjadi modal Asep untuk segera menolong.
Baca juga: Anak, Istri dan Ibunya Tertimbun Longsor, Ahmad Bolak-balik Berusaha Kenali Jasad di Dalam Ambulans
Bahkan, ketika kantornya mengatakan uang transportnya menyusul Asep 'keukeuh'.
"Kantor bilang, bahwa transportnya menyusul. Saya bilang saya pegang uang," tambahnya.
Alhasil dirinya langsung berangkat menuju TKP gempa bumi Cianjur dengan menggunakan mobil ambulans berwarna putih.
Beragam derita yang terjadi pada korban gempa bumi pun akhirnya terasa langsung olehnya.
Warga yang luka terkena puing, warga yang kehilangan keluarganya, Asep rasakan betul.
"Langsung saya masuk ke beberapa desa. Disitu saya melihatnya miris. Saya sampai nangis melihat korban-korban jiwa ini," ungkapnya.
Dirinya pun seketika teringat keluarganya yang ia rela tinggalkan demi misi kemanusiaan yang diembannya.
Baca juga: Sosok Bripda Debi, Polwan yang Jadi Pawang Anjing Pelacak K-9 Bantu Mencari Korban Gempa Cianjur
Dirinya yang tidak tertidur hampir dua hari ini merasa bahwa dirinya membayangkan bahwa yang diangkut menggunakan mobil ambulans miliknya itu adalah keluarganya.
"Suatu saat saya membayangkan ada di posisi mereka. Entah itu korban atau menjadi jenazah. Saya nangis juga bahwa saya merasa mereka adalah keluarga saya," katanya.
Dirinya pun merasa apa yang dilakukannya ini belum seberapa dibandingkan derita yang harus dialamu ratusan keluarga.
Dirinya merasa, misi kemanusiaannya kali ini adalah misi kemanusiaan yang paling berat karena ratusan orang harus rela direbut kenikmatannya oleh keadaan.
"Namanya bencana memang itu adalah jalannya Allah sudah seperti itu. Tapi, misi kemanusiaan yang saya jalani ini bukan soal mencari nafkah tapi ini murni dari hati," ungkapnya.
Baca juga: Soal Rekonstruksi Rumah Warga Cianjur yang Rusak, Mayoritas akan Menggunakan Dana APBN
Asep pun mengingatkan kepada para relawan lain agar selalu melakukan para korban gempa bumi sebagai anggota keluarganya sendiri.
"Pesan saya kepada para relawan, agar selalu menganggap korban yang ditangani adalah keluarga. Misi kemanusiaan ini harus dijunjung tinggi," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Cerita Sopir Ambulans di Gempa Bumi Cianjur, Nangis Lihat Banyak Jenazah di Desa