Soal Rekonstruksi Rumah Warga Cianjur yang Rusak, Mayoritas akan Menggunakan Dana APBN
Dana tersebut akan disalurkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews. Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan bahwa sebagian besar pendanaan dalam proyek rekonstruksi rumah warga Cianjur yang rusak akibat gempa berkekuatan 5,6 skala richter pada Senin (21/11/2022) lalu, akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dana tersebut akan disalurkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tidak hanya itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar pun akan turut ambil bagian dalam merealisasikan hal ini.
Langkah ini dilakukan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar masa tanggap darurat ini tidak hanya berfokus pada proses evakuasi saja, namun juga rekonstruksi rumah warga yang mengalami kerusakan.
"Pendanaan mayoritas dari APBN, melalui PUPR dan BNPB, tapi sebagian juga akan dibantu dari kami, walaupun kami banyak keterbatasan. Intinya, uang rakyat kembali ke rakyat, sumbernya dari mana? kita sesuaikan dengan kapasitas masing-masing," kata Kang Emil, dalam tayangan Kompas TV, Jumat (25/11/2022).
Baca juga: Akses Jalan Terganggu, Selamat Toserba Cianjur Sempat Beli Produk dari Pasar Tradisional
Ia pun berharap proyek rekonstruksi hunian warga Cianjur ini bisa segera dimulai.
Namun itu semua tergantung dengan apa yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kapan gempa susulan tersebut akan berhenti.
"Mudah-mudahan secepatnya setelah BMKG menyatakan tidak ada lagi gempa susulan, proses rekonstruksi akan kita mulai," jelas Kang Emil.
Untuk saat ini, kata Kang Emil, fokus masa tanggap darurat ini adalah terkait pendataan dan survei yang mengacu pada tingkat keparahan dari kerusakan rumah warga.
"Per hari ini kita fokus pada survei dan data," pungkas Kang Emil.
Perlu diketahui, hingga Kamis kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 272 orang meninggal akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 skala richter yang mengguncang Cianjur.
162 diantaranya telah teridentifikasi, namun masih ada 39 orang yang hilang.
Sementara itu, banyak bangunan yang mengalami kerusakan, ada 15 kecamatan yang terdampak, dan lebih dari 61 ribu pengungsi menyebar di sejumlah titik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.