Alami Trauma, Puluhan Korban Gempa Cianjur Terpaksa Mengungsi di Kandang Kambing
Iwan rela berbagi tempat tidur dengan hewan ternak miliknya itu karena merasa aman dibanding harus kembali ke rumahnya.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, Cianjur - Gempa bumi berkekuatan 5,6 SR di daerah Cianjur, Jawa Barat beberapa hari yang lalu membuat sejumlah warga mengalami trauma.
Bahkan, puluhan warga di Kampung Warungbatu, Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur terpaksa mengungsi di kandang kambing karena masih takut untuk kembali ke rumahnya.
"Ada sekitar 70 orang yang mengungsi di sini," kata Iwan Yustiawan (36), seorang warga Kampung Warungbatu saat ditemui Tribunnews.com, Sabtu (26/11/2022).
Baca juga: Pengungsi di Desa Cibulakan Terisolir, Sempat Tinggal Setenda dengan Jenazah, Anak-anak Trauma
Iwan rela berbagi tempat tidur dengan hewan ternak miliknya itu karena merasa aman dibanding harus kembali ke rumahnya.
"Kalau saya bilang di sini lebih aman, misal ada gempa susulan lagi paling hanya tertimpa terpal," ucapnya.
"Memang dari kemarin masih terus-terusan gempa lagi, walaupun tidak besar. Nah di sini ketika ada gempa saya masih merasa aman hanya tinggal peluk anak saya saja," sambungnya.
Terbatasnya posko pengungsian dan tanah lapang yang dapat dijadikan tempat berlindung sementara membuatnya terpaksa berlindung di kandang ternak.
Baca juga: Sesak Napas, Pasien Korban Gempa Cianjur Tiba di RSUD Cimacan untuk Dirawat
Tempat pengungsian yang mereka tempatkan memang jauh dari kata nyaman. Iwan mengaku terganggu dengan aroma tak sedap dari hewan ternak yang membuatnya susah tidur.
"Ya mau gimana, kondisi darurat. Rumah rusak, kalaupun ada yang masih bisa dihuni khawatir dan trauma karena masih ada gempa susulan," ungkapnya.
Di sisi lain, keterbatasan logistik juga menjadi masalah bagi dirinya dan sejumlah warga lain yang mengungsi.
"Kalau logistik sampai sekarang paling dapat dari relawan-relawan yang ngasih. Kita buat juga dapur untuk makan sehari-hari," jelasnya.
Iwan bersyukur saat ini bantuan-bantuan logistik sudah mulai berdatangan ketimbang hari-hari sebelumnya.
Meski begitu ia tetap merasa khawatir akan kesehatan para pengungsi. Terlebih ada sejumlah anak dan balita yang ikut mengungsi di sana.
"Saat ini masih belum ada dampak untuk kesehatan. Cuman takutnya anak-anak yang sakit kalau terus-terusan tinggal di sini," tukasnya.