Warungnya Hancur, Warga Kampung Salaeuri Ini Mengais Reruntuhan Cari Makanan, Tangannya Sampai Sakit
Warga kesulitan memcari makanan. Mereka hanya mengandalkan bantuan yang dipasok.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Gempa Cianjur, Jawa Barat, dengan magnitudo 5,6 menewaskan ratusan orang dan menghancurkan banyak bangunan.
Ditambah lagi gempa susulan yang terus menerus terjadi membuat warga Kampung Salaeuri, Desa Cugenang, Kabupaten Cianjur, hidup dalam kecemasan.
Tak ada lagi warga yang bertani dan berdagang. Anak-anak juga tidak lagi sekolah.
Aktivitas perekonomian praktis terhenti.
Baca juga: Pengungsi di Desa Cibulakan Terisolir, Sempat Tinggal Setenda dengan Jenazah, Anak-anak Trauma
Seorang warga yang memiliki usaha warung, Dedeh (40) mengungkapkan, bangunanya hancur akibat bumi yang berguncang.
Dedeh bersama suami dan dua anaknya harus mengungsi di tenda pengungsian bersama ratusan korban lainnya.
Bahkan, disaat anaknya yang masih berusia tiga tahun ingin cemilan, ia bingung harus berbuat apa.
Di satu sisi warungnya hancur, di sisi lain tak ada harta yang terselamatkan saat gempa terjadi.
Ia harus mengorek-ngorek puing reruntuhan, tak ada yang bisa diberikan olehnya karena warungnya sudah hancur.
"Semuanya warung juga hancur, sekarang kalau pengin ngambilin makanan sampai harus dikerukin dulu, sampai tangan sakit," katanya.
Baca juga: Populer Regional: Bayi 4 Tahun Selamat dari Reruntuhan Gempa | 8 Kejanggalan Tewasnya Prada Indra
Selain itu, di wilayah tersebut sangat sulit mencari rumah makan.
Para pengungsi hanya bisa menunggu pasokan makanan dari bantuan logistik yang datang atau menunggu dapur umum selesai menyiapkan makanan.
Jika ingin membeli makanan atau mencari kebutuhan di warung, maka warga harus menempuh perjalanan kurang lebih 8 kilometer.
Namun, jika kondisi normal 8 kilometer itu maka akan terasa dekat, akan tetapi, di tengah kondisi darurat saat ini, untuk menempuh jarak tersebut bisa membutuhkan waktu hingga satu jam perjalanan.
Hal tersebut disebabkan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di jalur yang hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat.
Sedangkan saat ini, kendaraan roda empat ataupun roda dua begitu membludak melintasi jalur tersebut, dikarenakan dalam kondisi seperti ini banyak kendaraan yang membawa bantuan logistik dan juga kendaraan untuk keperluan evakuasi.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Tak Ada Warung, Seorang Ibu di Cianjur Mengorek-ngorek Puing Reruntuhan untuk Mencari Makanan Ringan