Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terdampak Kenaikan BBM, Nelayan Desa Les Bali Pasrah Pendapatan Menurun

Sumawas merupakan seorang nelayan di Desa Les, Tejakula, Buleleng, Bali. Tepatnya di Dusun Penyumbahan, yang terdampak kenaikan BBM.

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Terdampak Kenaikan BBM, Nelayan Desa Les Bali Pasrah Pendapatan Menurun
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
Gede Sumawas, Nelayan Desa Les, Tejakula, Buleleng, Bali, memegang hasil tangkapannya di pesisir pantai Desa Les, Sabtu (26/22/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Lahir dan dibesarkan di pesisir pantai membuat Gede Sumawas menjadi nelayan tangguh.

Kini proses menangkap ikan menjadi pekerjaan utama untuk Sumawas menghidupi keluarganya. 

Sumawas merupakan seorang nelayan di Desa Les, Tejakula, Buleleng, Bali. Tepatnya di Dusun Penyumbahan.

Sumawas mengenal laut sejak berusia 12 tahun. Kini usianya sudah mencapi setengah abad, rambutnya pun kian memutih. Namun semangatnya menaklukkan lautan terus membara.

Sayangnya, semangat tersebut hampir saja padam ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu.

Kenaikan BBM dirasa Sumawas sangat memberatkan. Mengingat, sebagai mata pencaharian, pekerjannya menjadi nelayan tentu selalu memerlukan BBM supaya kapal yang ia gunakan dapat menjelajah lautan. 

Berita Rekomendasi

Dulu Sumawas hanya perlu merogoh kocek 300 ribu rupiah untuk keperluan BBM kapalnya. Kini dalam sekali pengisian, ia harus mengeluarkan biaya sebesar 700 ribu rupiah. 

Kenaikan harga BBM berdampak jelas terhadap pemasukan Sumawas. Ia mengatakan angka keuntungan yang ia dapatkan kini turun hingga 50 persen. 

"Sekarang isi bahan bakar 700-an. Dulu cuma 300. Kita maunya harga BBM kembali turun. Sekarang 50 persen keuntungan menurun," cerita Sumawas ketika ditemui Tribunnews, di Desa Les, Sabtu (26/22/2022) usai membawa ikan tangkapannya ke bibir pantai. 

Kenaikan BBM tentu membuat pria yang pernah bertarung dengan Ikan Torpedo saat memancing ini protes. Namun apa daya, pasrahnya, ia tidak tahu menahu harus berbuat seperti apa lagi.

Ia dan mayoritas pelayan di Desa Les harus pasrah menerima kebijakan pemerintah.

Sumawas bahkan sempat harus meminjam uang supaya tetap bisa melaut. Sampai akhirnya ia mulai terbiasa menerima kebijakan baru yang banyak menuai protes di banyak wilayah ini.

Baca juga: Ratusan Kapal Nelayan, KRI Bima Suci hingga Pesawat Super Tocano Ramaikan Sail Tidore 2022

Pemerintah Bantu BBM Nelayan dengan Kartu Kusuka tapi Tidak Maksimal

Semenjak harga naik, para nelayan mendapatkan bantuan BBM dari pemerintah melalui Kartu Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka).

Informasi ini disampikan oleh Kepala Dusun Penyumbahan Nyoman Widiarta kepada Tribunnews dalam kesempatan yang sama.

Untuk diketahui, nelayan Des Les memerlukan 30 hingga 35 liter BBM untuk melaut. Namun bantuan dari Kartu Kusuka hanya lima liter. Tentu ini dirasa pihaknya tidak menjadi jalan keluar.

Lebih lanjut, kata Widiarta, para nelayan ini bisa mendapatkan BBM lebih dari lima liter tapi dengan banyak sekali persyaratan yang dirasa cukup menyulitkan. 

"Kaitannya dengan BBM naik memang kendala di masyarakat nelayan konsumsi. Kartu Kusuka tidak maksimal. Kebutuhan masyarakat 35 liter," ujar Widiarta menyayangkan.

"Boleh lebih dapat (di atas lima liter) tapi harus rekomendasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten. Tapi lama," tambahnya. 

Untuk diketahui Kartu Kusuka digunakan sebagai kartu identitas tunggal pelaku usaha kelautan dan perikanan.

Baca juga: YKAN Kunjungi Desa Les, Kawasan Nelayan yang Terapkan Praktik Perikanan Berkelanjutan

Adapun yang berhak memiliki kartu ini ialalah nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, pemasar ikan, pengolah ikan, dan pengusaha jasa pengiriman hasil perikanan. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas