Harimau Sumatera Bernama Bestie Dilepasliar di Taman Nasional Gunung Leuser
Lokasi ini cocok untuk lepas liar mengingat lokasi ini merupakan habitat harimau sumatera dan “Bestie” juga berasal dari Taman Nasional Gunung Leuser
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Selanjutnya, minggu lalu pada hari Jum’at (19/11/2022), “Bestie” dipindahkan dari Barumun, Sumatera Utara ke Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh.
Selama dalam perjalanan darat “Bestie” selalu dimonitor oleh Tim BBKSDA Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kepala Bidang Konservasi Wilayah III Padangsidimpuan, Gunawan Alza dan Tim Medis oleh drh Anhar Lubis.
Hari Sabtu (20/11/2022), “Bestie” tiba Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues dan kemudian ditempatkan di halaman kantor SPTN Wilayah III Blangkejeren Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser.
Baca juga: Harimau Sumatera Putri Singgulung Dikembalikan ke Habitat
"Selama di lokasi ini “Bestie” diamati, dicek kesehatannya dan dirawat secara itensif," ujarnya.
Jada Jumat (25/11/2022) proses lepasliar “Bestie” dimulai.
Harimau “Bestie” diangkut dari SPTN Wilayah III Blangkejeren Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser menuju Bandara Blangkejeren.
Selanjutnya Harimau Sumatera “Bestie” diangkut menggunakan helikopter ke lokasi lepas liar.
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) termasuk satwa liar dilindungi sesuai Peraturan Permerintah No. 7 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.
KLHK menyatakan pelepasliaran ini merupakan kolaborasi berbagai pihak : Direktorat KKH Ditjen KSDAE, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Balai Besar TN Gunung Leuser, Balai KSDA Aceh, Bupati Gayo Lues, Kapolres Gayo Lues, Dandim Gayo Lues, Bandara Blangkejeren, Yayasan Parsamuhuan Bodhicitta Mandala Medan, PT. Agincourt Resources, Forum Konservasi Leuser (FKL), Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program,Leuser Partnership Program, OIC, serta media.
"KLHK selalu berkomitmen untuk menyelamatkan satwa yang terancam punah (harimau sumatera) dari ancaman. Bukti nyata keseriusan KLHK seperti secara berkala melakukan survey lokasi-lokasi keberadaan harimau sumatera sebanyak 121 grid se-Sumatera Utara (termasuk didalamnya TNGL 23 grid dan TNBG 12 grid), membangun areal khusus untuk habituasi (Sanctuary Harimau Sumatera) sebelum dilepaliarkan ke alam, membentuk tim mitigasi konflik harimau sumatera bersama masyarakat. KLHK juga berharap semua pihak dapat ikut melestarikan satwa dilindungi di Indonesia," ujarnya.