Dhio Daffa Belajar Tentang Racun dari Kasus Munir dan Mirna, Rencanakan Pembunuhan Sejak Lama
Tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang mengaku terinspirasi melakukan pembunuhan dari kasus Munir dan Mirna.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengungkap jika tersangka, Dhio Daffa (22) melakukan aksi pembunuhan dengan racun terinspirasi dari kasus Munir dan Mirna.
Diketahui, Dhio membunuh tiga anggota keluarganya dengan cara memberikan racun jenis sianida ke minuman masing-masing korban.
Dalam merencanakan pembunuhan, Dhio mempelajari kasus Munir, kasus racun pada makanan sate dan kasus kopi Mirna.
Mochammad Sajarod menjelaskan tersangka belajar mengenai zat kimia yang digunakan dan cara membuat korban meninggal.
Baca juga: Fakta Baru Soal Pekerjaan Pelaku Pembunuhan di Kabupaten Magelang dan Misteri Mobil Innova K 17 DA
"Ternyata, yang bersangkutan menjelaskan belajar dari kasus-kasus yang pernah terjadi. Di mana kasus yang pernah terjadi itu kasus yang menggunakan zat kimia, antara lain kasus Munir yang waktu itu meninggal karena zat kimia arsenik."
"Yang kedua, kasus yang terjadi di Jogja beberapa waktu lalu yang mana ada sate yang diolesi zat kimia berupa sianida ,dan juga kasus Mirna yang mengunakan sianida dicampurkan ke dalam kopi," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.
Tersangka juga mengaku telah merencanakan pembunuhan ini sejak Selasa (15/11/2022) dan pada percobaan pertama gagal.
Percobaan pertama yang dilakukan tersangka terjadi pada Rabu (23/11/2022) dengan cara mencampur racun jenis arsenik ke minuman dawet ketiga korban.
Namun, pembunuhan ini gagal karena para korban hanya mengalami mual dan tidak meninggal dunia.
Mochammad Sajarod mengatakan tersangka belajar dari percobaan pertama yang gagal dan pada percobaan kedua mengganti racun dengan jenis sianida yang lebih mematikan.
"Dia merencanakan itu sudah sejak lama, sejak tanggal 15 November yang lalu. Terkait percobaan pembunuhan yang pertama, karena tidak berhasil maka merencanakan kembali dan membeli zat kimia lain yang memiliki efek mematikan," terangnya.
Baca juga: Bukan Arsenik, Ternyata Ini Jenis Racun yang Digunakan Pelaku untuk Bunuh Satu Keluarga di Magelang
Ia menambahkan jika tersangka akan didampingi penasihat hukum yang ditunjuk oleh negara.
"Ya, karena ancaman hukumannya terkait pasal yang kami sangkakakan yakni hukuman mati atau penjara seumur hidup, itu wajib didampingi oleh penasihat hukum, yang ditunjuk oleh negara," pungkasnya.
Tersangka gunakan 2 sendok sianida
Kepala Biddokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Summy Hastry Purwanti menjelaskan dari hasil pemeriksaan laboratorium forensik jenis racun yang digunakan oleh Dhio Daffa adalah sianida.
"Jelas penyebab kematian akibat masuknya racun. Kemarin pemeriksaan laboratorium sudah keluar dan hasilnya positif sianida. Hanya sianida saja," jelasnya dilansir dari YouTube Kompas TV, Rabu (30/11/2022).
Ia mengatakan kandugan sianida yang ditemukan berada di organ lambung, sampel darah, dan urine ketiga korban.
Pada bagian bibir dalam, tenggorokan hingga lambung dan usus korban juga ditemukan ciri-ciri adanya zat beracun dan berwarna kemerahan.
Ketika ditanya jumlah sianida yang dicampukan oleh pelaku ke minuman korban, Summy Hastry tidak dapat menjawab karena sebagian racun sudah masuk ke tubuh korban.
Baca juga: DDS Jadi Pelaku Pembunuhan Keluarganya di Magelang, Pamannya Minta Polisi Lidik Kasusnya dengan Baik
Namun berdasarkan pengakuan dari Dhio Daffa, jumlah sianida yang dimasukkan sebanyak dua sendok setiap gelas.
Ia juga menambahkan jumlah sianida yang dapat mematikan tergantung berat badan dan keadaan fisik korban.
"Sekitar dua sendok itu cukup besar. Jadi kalau di ilmu toksikologi, dua miligram sianida itu sudah sangat mematikan," jelasnya.
Summy mengatakan jika minuman berwarna yang sudah tercampur dengan sianida maka tidak akan terlihat oleh mata manusia.
"Sulit karena berwarna ya, kecuali kalau air biasa kelihatan ini. Jika minuman berwarna seperti teh dan kopi sulit disadari," terangnya.
Menurutnya pelaku menggunakan racun jenis sianida karena belajar dari percobaan pertama yang gagal.
"Tertelan tapi kadarnya sedikit. Pelaku mempelajari dari percobaan pertama dan menggunakan sianida," pungkas Summy.
Baca juga: Pembunuhan Satu Keluarga di Kabupaten Magelang, Dua Kali Berupaya Meracun dan Motifnya Sakit Hati
Polisi ungkap kemungkinan ada motif lain
Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun menjelaskan petugas masih terus mendalami motif Dhio melakukan pembunuhan.
"Ini (motif) yang sedang kami gali karena motif awal yang ada adalah sakit hati karena beban yang harus ditanggungnya. Yang bersangkutan juga tidak bekerja, orangtuanya baru pensiun."
"Dan, kakak kandungnya juga tidak bekerja selepas kerja di salah satu perbankan. Sehingga ini menjadi rasa sakit hati kenapa dia sendiri yang diberikan beban sedangkan kakaknya tidak," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.
Menurutnya, ada motif lain yang membuat Dhio membunuh keluarganya sendiri selain motif sakit hati.
Ketika ditanya terkait kemungkinan adanya motif warisan, Mochammad Sajarod mengatakan jika petugas masih mendalami motif yang ada terlebih dahulu.
"Ini yang sedang kami dalami karena bagaimana pun juga motif-motif lain pasti ada, tidak hanya satu. Namun, yang ada saat ini adalah sakit hati. Ini sedang kami dalami," tambahnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)